Berita

Angela Markel/Net

Jaya Suprana

Nurani Kemanusiaan Mama Markel

JUMAT, 09 NOVEMBER 2018 | 07:15 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

TERBERITAKAN bahwa Angela Merkel menyatakan akan mengundurkan diri dari jabatan ketua umum partai CDU pada bulan Desember 2018. Pengunduran diri Angela Merkel dari jabatan yang telah dipangku selama 18 tahun mengisyaratkan bahwa sang kanselir Jerman selama 12 tahun itu tidak akan mencalonkan diri sebagai kanselir Jerman lagi pada pemilu 2021.

Konyol

Berita tentang pengunduran diri Merkel disambut gembira oleh kaum populis sayap kanan pembenci kaum semit dan imigran yang sedang naik daun di Jerman. Namun para pengamat politik kekuasaan menyayangkan keputusan Merkel yang dianggap menyia-nyiakan kesempatan untuk tetap berkuasa.


Sebenarnya Merkel masih didukung rakyat Jerman yang masih memiliki sisa nurani kemanusiaan di samping meyakini bahwa Merkel adalah kanselir Jerman terbaik yang berhasil membawa Jerman kembali dihormati di percaturan politik mau pun ekonomi planet bumi masa kini.

Di bawah kepemimpinan tegas dengan sentuhan keibuan, Angela Merkel yang populer disebut Mama Merkel, terbukti Jerman menjadi negara paling terkemuka di Eropa. Namun bagi para penganut mashab kekuasaan sebagai tujuan utama politik memang keputusan Mama Merkel untuk mengundurkan diri dari percaturan politik bisa dianggap konyol bahkan bodoh.

Kemanusiaan

Silakan anggap saya naif, namun saya pribadi mengerti maka menghormati, keputusan Mama Merkel. Pengunduran diri secara bertahap perempuan pertama yang memimpin negara, bangsa dan rakyat Jerman membuktikan bahwa Mama Merkel tidak haus kekuasaan, maka sadar saat untuk berhenti berkuasa.

Mama Merkel memang bukan sekedar politikus yang memberhalakan kekuasaan namun negarawan bernurani kemanusiaan yang bahkan berani  meletakkan kepentingan kemanusiaan pada jenjang posisi jauh lebih tinggi di atas kepentingan kekuasaan.

Angela Merkel lebih layak menerima anugerah penghargaan Nobel ketimbang Aung San Syu Ki yang terbukti tidak mau menghentikan penindasan terhadap kaum Rohingnya atau Barack Obama yang terbukti tidak mampu menghentikan penyengsaraan rakyat Irak, Afghanistan, Suriah  dan Yaman.

Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya