Berita

Jaya Suprana/Net

Jaya Suprana

Penyelamatan Mattari Dari Hukuman Mati

SELASA, 06 NOVEMBER 2018 | 06:32 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

DI tengah suasana duka atas hukuman mati terhadap Tuti Tursilawati di Arab Saudi, Antaranews 2 November 2018 memberitakan bahwa Kedutaan Besar Indonesia di Kuala Lumpur berhasil membebaskan seorang tenaga kerja Indonesia dari ancaman hukuman mati di Mahkamah Tinggi Shah Alam, Malaysia.  

Mattari

Dalam keterangan tertulis dari Direktorat Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri dijelaskan, warga negara Indonesia bernama Mattari  asal Sampang, Madura, divonis bebas oleh hakim setelah pengacara KBRI Kuala Lumpur dari kantor pengacara Gooi & Azzura.


Mereka memohon agar hakim memutuskan dismissed amount to acquittal, karena saksi dan bukti yang diajukan jaksa penuntut umum dipandang sangat lemah.

Mattari, yang bekerja sebagai pekerja konstruksi, ditangkap pada 14 Desember 2016 di Kuala Lagat Selangor atas tuduhan melakukan pembunuhan terhadap seorang warga negara Bangladesh, tidak jauh dari lokasi bekerjanya.

Dengan dugaan tersebut, Mattari dituntut ancaman hukuman gantung sampai mati. Setelah menjalani sekitar enam kali persidangan selama hampir dua tahun, pada 2 November 2018 hakim akhirnya memutuskan Mattari dibebaskan dari tuntutan hukuman mati dan pada hari yang sama dibebaskan dari penahanan.
 
Harapan

Pada periode 2011-2018, terdapat 437 WNI terancam hukuman mati di seluruh Malaysia. Dari jumlah tersebut 301 WNI berhasil dibebaskan, 18 orang diantaranya dibebaskan pada tahun 2018. Saat ini masih terdapat 136 tenaga kerja Indonesia berstatus terancam hukuman mati di Malaysia.

Berita tentang terbebasnya Mattari dari hukuman mati di Malaysia memberikan harapan keadilan bagi para tenaga kerja Indonesia yang mencari nafkah di mancanegara.

InsyaAllah, Direktorat Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia juga akan berhasil menyelamatkan para tenaga kerja Indonesia berstatus terancam hukuman mati di Arab Saudi.

Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya