Berita

Kesehatan

Stunting Dan Gizi Buruk Semakin Meningkat Jika Ekonomi Terus Memburuk

KAMIS, 25 OKTOBER 2018 | 03:25 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Indonesia menempati peringkat kelima dunia penderita stunting dan gizi buruk. Satu di antara penyebabnya yakni soal ekonomi Indonesia terus memburuk.

"Itu betul (ekonomi Indonesia). Jika harga bahan makanan tinggi, bagi masyarakat yang tidak mampu akan berpengaruh terhadap gizi buruk kepada anak-anaknya," kata dokter muda dari Indonesian Islamic Youth Ekconomic Forum, Dhienda Nasrul dalam acara diskusi Rabu Biru bertajuk 'Generasi Emas Menuju Indonesia 2030' di Prabowo-Sandi Media Center, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Rabu (24/10).

Dhienda menuturkan, kondisi ekonomi yang baik akan berjalan beriringan dengan menurunnya tingkat gizi buruk di Indonesia. Sebaliknya, angka gizi buruk di Indonesia bisa terus bertambah jika kondisi ekonomi terus mengalami kemerosotan, yang membuat harga bahan pokok susah dijangkau masyarakat kelas bawah.

"Memang masalah sosial ekonomi ini ujungnya bisa mengakibatkan pertumbuhan yang kurang," papar Dhienda.

Sementara itu Pengurus Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, Reza Indragiri Amriel mengajak semua elemen masyarakat untuk terus memberikan pemahaman bahaya stunting bagi anak-anak generasi penerus bangsa.

"Ayo kita perjuangkan anak-anak Indonesia di forum apapun, kesuksesan indonesia akan sangat ditentukan oleh generasi mudanya," ujar Reza.

Menurut Reza, kesehatan fisik bisa mempengaruhi kesehatan berfikir anak-anak generasi milenial. Untuk itu, sudah tidak ada alasan bagi Indonesia tidak membenahi perekonomian yang berdampak kepada harga bahan pokok mahal dan terjadinya gizi buruk.

"Saya sepakat kesehatan fisik merupakan hal yang penting kemampuan berfikir juga hal yang penting 80 banding 20 persen. 20 persen terletak pada kecerdasan kognitifnya, 80 persen adalah letak pada kepribadian," pungkas Reza. [jto]

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya