Berita

Politik

Politisi Muda Golkar: Hoax, Milenial Dan Partai

RABU, 24 OKTOBER 2018 | 16:17 WIB | LAPORAN:

Keramaian dan kekisruhan merupakan dinamika dalam kontestasi pilpres yang digelar rutin setiap lima tahun. Dalam perhelatannya banyak beredar informasi bohong alias hoax dari pihak-pihak bersangkutan.

Politisi Muda Partai Golkar, Khalid Zabidi mengatakan peredaran hoax sebenarnya telah ada sejak lama. Di mana sebelum ada media sosial berwujud dalam selebaran gelap, coretan dinding tanpa nama, surat kaleng dan sejenisnya.

"Adalah kembang-kembang pemilu tak perlu banyak dihiraukan, habis hoax tumbuh seribu hoax lain," kata Khalid, Rabu (24/10).


Di sisi lain, Khalid menilai era milenial di mana merupakan nama generasi yang disematkan pada kelahiran antara tahun 1980-2000 oleh kelompok marketer dalam konteks bahasa marketing sebagai sebuah ceruk.

"Tidak mengherankan karena praktek demokrasi liberal model pilpres dipandang sebagai upaya meraup pemilih dengan menjual produk politik ala political marketing," ujar Khalid.

Generasi milenial, kata Khalid, setidaknya memiliki tiga ciri khas yakni anti-mainstream, anti-established dan penyuka alternatif.

"Bahkan cenderung subversif, jika ada milenial atau anak muda yang suka mainstream, establishment dan formal dan normal coba tolong di cek lagi DNA kepemudaannya," tutur Khalid.

Menurut Khalid, generasi milenial konon mempunyai ceruk suara yang besar. Untuk itu, generasi tersebut seharusnya jangan jadi bancakan suara saat pemilu.

"Anak muda harus punya agenda politiknya sendiri untuk masa datang. Misalnya, bagaimana mengembangkan AI, big data dalam dinamika politik demokrasi, apakah robot atau AI bisa menggantikan fungsi aparat dan anggota dewan atau mulai menebar optimisme dan semangat inovatif," ungkapnya.

Dikatakan Khalid, generasi milenial dengan karakternya yang dinamis, cepat (cepat bosan), praktis, galau dan serba bisa punya kedekatan karakter dengan Partai Golkar.

Setidaknya, tambah Khalid, dalam 5 tahun terakhir Partai Golkar sudah memiliki atau mengganti empat orang ketua umum.

"Dalam 5 tahun juga Golkar sudah berpindah haluan dukungan, dari paling oposisi terhadap Jokowi menjadi paling pendukung Jokowi dan Golkar menempatkan 5 kader serba bisanya dan sangat menguasai medan permainan, JK, LBP, Airlangga Hartarto, Agus Gumiwang  Nusron Wahid," pungkasnya. [lov]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya