Berita

Ahmad Satori Ismail/Dok

Pertahanan

Santri Harus Menjadi Garda Terdepan Kampanye Perdamaian Dan Lawan Permusuhan

RABU, 24 OKTOBER 2018 | 15:02 WIB

Di era milenial sekarang, pendidikan yang diajarkan para santri bukan hanya sekedar kewajiban untuk menguatkan aqidah, ibadah ataupun kewajiban untuk memperkokoh akhlaq semata.

Tetapi para santri juga sudah dituntut untuk dapat mengembangkan ilmu pengetahuan umum dan wawasan kebangsaan dalam upaya untuk menjaga persatuan dan melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari ancaman radikalisme dan terorisme.  

"Di sinilah kematangan yang harus bisa dicapai oleh para santri, mulai dari kematangan spiritual, sosial, intelektual dan kematangan-kematangan lainnya termasuk kematangan untuk bisa berbeda di dalam bermaghab, maupun berbeda dalam kehidupan. Kematangan-kematangan yang dimiliki santri itulah sehingga nantinya mampu untuk menciptakan NKRI yang lebih kokoh," ujar Ketua Umum Ikatan Da’i Indonesia (Ikadi), Prof Ahmad Satori Ismail di Jakarta, Rabu (24/10).

Lebih lanjut dosen Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengatakan, di dalam peringatan Hari Santri Nasional pada Senin (22/10) lalu, para santri juga harus bisa mengembangkan diri dalam meneruskan estafet perjuangan jihad santri di masa lalu. Apalagi di antara yang berperan di dalam membangun bangsa ini menurutnya adalah para ulama.

"Dan para ulama inilah yang kemudian membina para santri yang dengan tulus ikhlas dan mau berjuang. Dari sinilah diharapkanpara santri itu bisa menghayati perjuangan para pendahulunya dan dapat menjadi penerus perjuangan mereka untuk menjaga NKRI ini dari berbagai macam rongrongan seperti radikalisme, terorisme ataupun rongrongan separatisme dan sebagainya,” ujar anggota Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.

Menurutnya, dengan berkembangnya teknologi informasi yang sangat pesat sekarang, para santri juga dituntut untuk mampu mengembangkan wawasan Islam yang moderat dan kebangsaan dalam rangka membangun NKRI. Karena di zaman sekarang ini para santri kalau tidak mengikuti perkembangan di bidang teknologi informatika, para santri itu akan sangat tertinggal.

"Nah di sinilah tuntutan kepada para pengelola pesantren atau orang-orang yang menjadi tenaga pendidik di pesantren untuk bisa menyiapkan agar para santri saat ini untuk lebih melek dalam masalah teknologi ataupun informatika,”"ujarnya.

Menurutnya, ilmu pengetahuan umum juga harus diajarkan dalam kurikulum pesantren. Dengan mampu menguasai teknologi informasi dan pengetahuan umum maka ke depannya para santri itu tidak hanya melakukan kegiatan di lingkungan pesantren dan masjid-masjid.

"Tetapi para santri harus bisa berkiprah di dalam memperbaiki semua aspek bidang yang ada di negara ini baik dari aspek pendidikan, sosial, ekonomi, politik dan sebagainya," terangnya.

Selain itu menurutnya, terkait dengan  maraknya kabar bohong (hoax) dan ujaran kebencian yang marak di media sosial, para santri juga harus bisa menjadi garda terdepan dalam mengampanyekan perdamaian, melawan permusuhan, fitnah dan ujaran kebencian yang dapat merusak persatuan.

"Karena pendidikan-pendidikan yang diajarkan di dalam Alquran dan Assunah itu, kita ini harus menjadi orang terbaik, berbicara hanya yang baik, tidak boleh berbicara menyakitkan orang lain. Itu isi hadist dan Alquran kan isinya seperti itu," kata peraih doktoral dari Universitas Al Azhar Mesir ini mengakhiri.[wid]  

Populer

Jagoan PDIP di Pilkada 2024 Berpeluang Batal, Jika….

Minggu, 08 September 2024 | 09:30

Slank sudah Kembali ke Jalan yang Benar

Sabtu, 07 September 2024 | 00:24

Soal Video Winson Reynaldi, Pemuda Katolik: Maafkan Saja, Dia Tidak Tahu Apa yang Dia Perbuat!

Senin, 09 September 2024 | 22:18

Jemaah Suruh RK Turun dari Panggung Haul Mbah Priok

Senin, 02 September 2024 | 09:22

Ini Kisah di Balik Fufufafa Dikaitkan dengan Gibran

Rabu, 11 September 2024 | 01:15

Akun Kaskus Fufufafa yang Hina Prabowo Diduga Gibran, Grace Natalie: Dipastikan Dulu

Rabu, 04 September 2024 | 04:44

Menkominfo Jangan Lagi Bela Gibran soal Fufufafa

Rabu, 11 September 2024 | 04:03

UPDATE

Ingatkan Budi Arie, PDIP: Menkominfo Bukan Jubir Keluarga Jokowi

Kamis, 12 September 2024 | 10:08

Ikuti AS Terapkan Tarif Tambahan, Kanada Terancam Balasan China

Kamis, 12 September 2024 | 09:52

Petahana Diprediksi Kalah Telak Lawan Rudy-Seno

Kamis, 12 September 2024 | 09:52

Kemlu RI Bebaskan WNI Terancam Hukuman Mati di Arab Saudi

Kamis, 12 September 2024 | 09:45

Lebanon dan Palestina Tuntut AS Keluarkan Kuba dari Daftar Hitam

Kamis, 12 September 2024 | 09:42

Pembatasan BBM Subsidi Selamatkan APBN

Kamis, 12 September 2024 | 09:32

Wall Street Menguat Ditopang Saham Teknologi, Nasdaq Melonjak 2,2 Persen

Kamis, 12 September 2024 | 09:25

Poros Anti Fasisme Gaya Baru Didirikan, Caracas Jadi Ibukotanya

Kamis, 12 September 2024 | 09:07

Pengamat: Jokowi Panik Jelang Lengser Sampai Harus Kumpulkan Kapolda hingga Kapolres

Kamis, 12 September 2024 | 09:03

Penyanyi Legendaris Bon Jovi Selamatkan Wanita yang Hendak Bundir di Jembatan Nashville

Kamis, 12 September 2024 | 08:35

Selengkapnya