Berita

Raja Abdullah II/Net

Dunia

Yordania Bersiap Ambil Kembali Lahan, Israel Cari Jalur Dialog

SENIN, 22 OKTOBER 2018 | 13:56 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Pemerintah Yordania akhir pekan kemarin telah mengumumkan rencana untuk tidak memperpanjang sewa dua wilayah kepada Israel dan mengambil penuh kedaulatan atas wilayah tersebut.

"Kami mempraktekkan kedaulatan penuh kami di tanah kami," kata Raja Abdullah II saat mengumumkan niat Kerajaan untuk memilih keluar dari bagian perjanjian damai yang memungkinkan Israel menggunakan 405 hektar lahan pertanian mereka.

Menanggapi hal tersebut, pemerintah Israel menilai bahwa langkah Yordania itu tidak bisa diterima.


Untuk diketahui bahwa Israel dan Yordania menandatangani perjanjian damai pada tahun 1994. Termasuk dalam perjanjian adalah tanah Baqoura (Naharayim) dan Ghumar (di wilayah Arava) ke Tel Aviv dalam kontrak sewa selama 25 tahun. Batas waktu untuk memperbarui sewa ditetapkan untuk 25 Oktober pekan ini.

Kepala Dewan Regional Central Arava, Eyal Bloom menyatakan keprihatinannya atas keputusan Yordania ini.

"Lahan pertanian di daerah kantong Tzofar sangat penting bagi keamanan kawasan, negara, mata pencaharian penduduk dan pertanian di Arava tengah," kata Bloom.

Dia menekankan bahwa jika tanah tersebut direklamasi oleh pemiliknya, 30 Pertanian Israel di daerah itu tidak akan ada lagi.

"Tidak dapat diterima bahwa setelah bertahun-tahun, akan ada perubahan yang sangat mengganggu," jelas Bloom.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah dengan hati-hati menyatakan harapan bahwa warga Yordania akan berubah pikiran.

Dia menekankan bahwa dia akan bekerja dengan Yordania dalam upaya untuk mencoba menegosiasikan kembali perjanjian tanah yang secara otomatis dapat diperbarui kecuali jika Tel Aviv atau Amman memberikan pemberitahuan setahun untuk mengakhiri kesepakatan tersebut.
 
"Kami akan bernegosiasi dengan mereka mengenai opsi untuk memperpanjang perjanjian yang ada," kata Netanyahu seperti dimuat Russia Today.

Karena Yordania dan Mesir adalah satu-satunya dua negara Arab di dunia yang memiliki perjanjian damai dengan Israel, Netanyahu menekankan bahwa perjanjian Israel-Yordania melayani salah satu "jangkar utama stabilitas regional". [mel]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya