Berita

Jaya Suprana/Net

Jaya Suprana

Malumologi Mawas Diri

MINGGU, 21 OKTOBER 2018 | 06:36 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

KETIKA tiba pada tahapan untuk wajib mawas diri sebagai bagian akhir proses penulisan buku Malumologi yang memuat hasil penelitian terhadap apa yang disebut sebagai malu, saya tersadarkan bahwa ternyata diri saya pribadi sendiri memikul beban rasa malu secara berkelimpahan serta berkelanjutan dalam kuantitas dan kualitas  sangat memalukan diri saya sendiri.

Berkelimpahan

Ternyata secara berkelimpahan, saya dirundung rasa malu akibat tidak berdaya melakukan apa pun terhadap sesuatu yang sebenarnya dan seharusnya bisa saya lakukan, namun ternyata tidak saya lakukan.


Misalnya saya tidak berdaya apa pun untuk melawan angkara murka penindasan oleh para manusia yang kebetulan berkuasa melakukan penindasan terhadap sesama manusia yang kebetulan tidak berkuasa maka bisa ditindas tanpa berdaya melakukan perlawanan terhadap penindasan yang terhadap diri mereka yang tertindas.

Tidak usah jauh-jauh saya mencari contoh penindasan yang dilakukan sesama manusia terhadap sesama manusia sampai ke Rohingnya, Armenia, Afghanistan, Yaman, Eritria, Sudan, Somalia, Palestina atau New Meksiko, Amerika Serikat sebab di negeri saya sendiri penindasan juga asyik dilakukan oleh mereka yang kuat terhadap yang lemah.

Kemanusiaan

Misalnya 28 September 2016 merupakan satu di antara hari paling memalukan sepanjang sejarah hidup saya. Pada hari naas itu terpaksa  saya menanggung beban rasa malu secara luar biasa memalukan sebab tidak berdaya dan tidak berani berbuat apa pun untuk melawan angkara murka penggusuran yang jelas-jelas secara sempurna melanggar hukum, HAM, Agenda Pembangunan Berkelanjutan sekaligus Pancasila yang dilakukan pempov DKI Jakarta terhadap warga Bukit Duri.

Saya juga terhantui rasa malu akibat tidak berani melakukan langkah-langkah nyata membela kemanusiaan seperti yang telah dilakukan Ibu Theresa , St. Óscar Arnulfo Romero y Galdámez , Master Cheng Yen, Romo Mangunwijaya, Sandiawan Sumardi, para relawan kemanusiaan PMI, JRKI, Buddha Tzu Chi, FPI, RS Siloam dll yang berani bertindak nyata dalam siap mengorbankan jiwa raga demi menolong sesama manusia melepaskan diri dari belenggu derita lahir batin di dalam menempuh perjalanan kehidupan di planet bumi ini.

Makin Malu


Saya makin malu sebab sadar bahwa sebenarnya saya mampu kalau mau berkorban namun terbukti secara memalukan saya tidak melakukan apa yang seharusnya bisa saya lakukan bukan akibat tidak mampu atau tidak mau tetapi sekedar akibat tidak berani belaka.

Jangankan mengorbankan jiwa raga sementara mengorbankan gaya hidup nyaman saja saya sudah tidak berani melakukannya sekedar demi melukiskan betapa memalukan diri saya yang apabolehbuat memang memalukan ini.

Saya makin malu terhadap diri saya sendiri akibat saya terlalu pengecut maka menjadi munafik sebab terbukti tidak berani menyatakan yang tidak benar sebagai tidak benar seperti yang nyata berani dilakukan oleh Gus Dur, Cak Nur, Romo Magnis , Emil Salim, Amien Rais, Mahfud MD, Rizal Ramli, HS Dilon, Kwik Kian Gie, Adhie Massardi, Lieus Sungkharisma, Siti Musdah Mulia, Sri Bintang Pamungkas, Ahmad Dhani, Ken Ken, Rocky Gerung, Dahnil Simanjuntak dan para pejuang kebenaran lain-lainnya.

Dan sebenarnya masih banyak bahkan berlimpah-ruah aneka ragam rasa malu jenis lain-lain yang membebani lubuk sanubari saya baik yang saya masih ingat mau pun yang sengaja saya lupakan sebab terlalu mempermalukan diri saya sendiri apabila diingat.

Memalukan bahwa saya malu mengungkapkan segenap rasa malu itu sebab terlalu mempermalukan diri saya sendiri yang pengecut dan munafik ini. [ian]

Penulis adalah pendiri Pusat Studi Malumologi

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya