Berita

Muhammad Najib/Net

Politik

Pelajaran Berharga Dari Arab Saudi

SABTU, 20 OKTOBER 2018 | 10:25 WIB | OLEH: DR. MUHAMMAD NAJIB

SEJAK 2 Oktober sampai hari ini berbagai media internasional terus memberitakan hilangnya seorang wartawan senior setelah memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul.

Jamal Khasogi putra almarhum milioner Adnan Khasogi sejatinya sangat dekat dengan kalangan istana, begitu juga keluarganya, bahkan almarhum ayahnya menjadi parner bisnis istana khususnya terkait urusan senjata.

Jamal sendiri yang memilih profesi sebagai jurnalis, berkali-kali menduduki posisi penting di media lokal dan pernah menjadi penasehat pejabat penting intelijen.

Setelah Muhammad bin Salman (MBS) diangkat sang ayah sebagai putra mahkota, konon melalui proses yang tidak lazim dan berlangsung keras, Jamal mulai mengambil sikap kritis. Sejumlah pejuang demokrasi, HAM, ulama, bahkan kalangan istana yang masih bertalian darah yang bersikap kritis terhadap MBS, satu-persatu harus berurusan dengan Kerajaan.

Karena merasa tidak aman, jamal kemudian mengasingkan diri ke Amerika dan melanjutkan profesinya dengan menjadi kolumnis di The Washington Post.

Melalui kolom-kolomnya Jamal Khasogi mengkritisi berbagai kebijakan Saudi Arabia, yang diarahkan ke pemimpin defacto MBS.

Selama berada di Amerika, Jamal leluasa. Sampai suatu saat ia jatuh hati kepada seorang gadis Turki kandidat doktor bernama Hatice Cengis. Ia lalu terbang ke Turki untuk meminang sang pujaan. Keluarga Hatice menerimanya dengan tangan terbuka.

Untuk keperluan administrasi pernikahan inilah Jamal harus datang ke Konsulat Saudi Arabia di Istanbul. Pada kedatangan pertama semuanya berjalan normal. Ia diminta kembali seminggu kemudian untuk mengambil surat yang diperlukan. Seminggu kemudian ia datang bersama sang kekasih.

Saat memasuki kantor Konsulat, Hetice tidak diijinkan masuk menemaninya. Jamal kemudian menitipkan HP miliknya kepada sang kekasih, sembari berpesan jika terjadi sesuatu ia harus segera mengontak sahabatnya yang memiliki akses langsung ke Presiden Turki.

Hatice menanti sampai ia diusir oleh petugas keamanan karena kantor akan tutup. Ia segera melaksanakan pesan sang kekasih. Sejak itu Jamal Khasogi tidak pernah muncul dan menghilang tanpa bekas.

Media Turki mulai memunculkan berbagai kecurigaan bahwa sang wartawan dihabisi di dalam Konsulat, diikuti oleh sejumlah bukti. Pihak Arab Saudi terus-menerus membantah walau tanpa bukti.

Semakin hari semakin banyak bukti yang dimunculkan melalui media oleh Pemerintah Turki. Tekanan Amerika, Eropa, dan masyarakat internasional semakin memojokkan Saudi Arabia, saat rekaman audio yang berasal dari jam Apple yang berada di tangan Jamal yang dihubungkan dengan HP miliknya yang dipegang sang kekasih.

Bahkan kini Pemerintah Turki menambah bukti baru berupa komunikasi inten antara orang-orang Saudi yang datang secara khusus bersamaan dengan kedatangan sang wartawan ke konsulat dengan kantor MBS.

Sejumlah kepala negara telah turun tangan, bahkan Amerika telah mengirim Menlunya ke Saudi Arabia dan Turki untuk membantu menjernihkan masalah ini.

Apa yang akan dilakukan oleh Raja Salman sebagai penguasa dejure Saudi Arabia akan sangat menentukan masa depan Bangsa dan Negaranya. Masalah ini tentu merupakan ujian yang tidak ringan bagi sang raja, apalagi mengingat usianya yang sudah tidak muda lagi.

Apakah ia akan mempertahankan sang putra mahkota yang sangat disayanginya, di tengah berkembangnya rumor bahwa Dewan yang bertanggungjawab terhadap masalah ini sedang mempertimbangkan penggantianya.

Bagi kita, semua ini tentu memberikan pelajaran yang sangat berharga. Kekuasaan betapapun besarnya, tidak boleh digunakan sembarangan. Kekuasaan harus digunakan secara benar dan untuk kebaikan. Jika tidak, cepat atau lambat ia akan membawa petaka, baik terhadap diri sendiri, keluarga, maupun bangsa secara keseluruhan. [***]

Penulis adalah Direktur Eksekutif CDCC (Center for Dialogue and Cooperation among Civilization)

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

Makan Bergizi Gratis Ibarat Es Teh

Jumat, 14 Februari 2025 | 07:44

UPDATE

Pemerintah Diminta Tempuh Dialog Tanggapi Tagar Indonesia Gelap

Senin, 24 Februari 2025 | 17:31

Rekan Indonesia Tolak Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan

Senin, 24 Februari 2025 | 17:24

Ini Dokumen Ekstradisi Paulus Tannos yang Dikirim ke Pemerintah Singapura

Senin, 24 Februari 2025 | 17:23

Pilkada Tasikmalaya Diulang, Asep-Cecep Puji Keberanian Hakim MK

Senin, 24 Februari 2025 | 17:15

Tetap Menteri Investasi, Rosan Rangkap Jabatan jadi Bos Danantara

Senin, 24 Februari 2025 | 17:06

Doa Buat Almarhum Renville Menggema saat Pembukaan Kongres Demokrat

Senin, 24 Februari 2025 | 16:58

Hampir Semua Kepala Daerah PDIP Ikut Retret Kecuali Gubernur Bali

Senin, 24 Februari 2025 | 16:50

Kemenag Beberkan Lima Poin Penting Perbaikan UU Haji

Senin, 24 Februari 2025 | 16:38

Kita Sayang Prabowo: Audit Forensik Depkeu dan BUMN, FDI akan Masuk Demi Masa Depan Indonesia

Senin, 24 Februari 2025 | 16:27

Wamen Christina: Kita Doakan Danantara Berjalan Lancar

Senin, 24 Februari 2025 | 16:16

Selengkapnya