Berita

Politik

Pendekatan Regulasi Dan Teknologi Sedang Dijalankan Untuk Menangkal Hoax

JUMAT, 19 OKTOBER 2018 | 18:16 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Keberadaan media dinilai sangat penting dalam membangun komunikasi yang bebas dari hoax, ujaran kebencian dan intoleransi. Media diharapkan bisa mendukung pembentukan opini positif di masyarakat.

Forum Wartawan Joeang (FWJ) mengajak media agar bisa mengembalikan kepercayaan publik dengan menjawab tantangan atas maraknya serbuan hoax atau informasi bohong yang dibuat seolah-olah sebagai karya jurnalistik.

"Berita hoax sangat meresahkan masyarakat, kami berharap media-media mainstrem di Indonesia bisa ikut berkontribusi positif untuk menangkal hoax dan fitnah di tahun politik ini," kata Ketua FWJ, Rizki dalam diskusi tema "Tahun Politik, Media Menangkal Hoax & Fitnah" di kawasan Menteng, Jakarta, Jumat (19/10).


Narasumber pada diskusi itu, Kapendam Jaya Kolonel Inf. Kristomei Sianturi, Plt. Kepala Biro Humas Kemkominfo Ferdinandus Setu, pengamat IPI Karyono Wibowo, Ketua JPPR Sunanto, Ketua Forum Wartawan Polri Naek Pangaribuan, politisi Ruhut Sitompul dan Komisioner KPI Stefano Pariera.

Sementara itu, Ferdinandus Setu menegaskan bahwa Kemenkominfo siap berjuang melawan hoax. Dia pun mengajak semua pihak untuk bergotong royong melawan hoax dan fitnah.

"Kami berjuang terus untuk melawan hoak dan gotong royong melawan berita bohong dan kabar palsu," terang Ferdinandus.

Kemenkominfo akan bersikap tegas dengan banyaknya portal-portal online yang kerap memberitakan informasi bohong, karena negara memiliki dasar hukum untuk melindungi netizen.

"Hoax adalah sesuatu yang perlu kita hindari, itu sesuatu yang salah dan keliru," jelas Ferdinandus.

Dia pun menyayangkan jika disinformasi dibuat untuk tujuan tertentu dan menghalalkan segala cara dengan menyebarkan fitnah yang sengaja dibuat untuk merugikan orang lain.

"Kami sudah melakukan pendekatan untuk mengalahkan hoax. Salah satunya adalah pendekatan regulasi, pendekatan teknologi untuk menghalau konten yang ingin memecah dan pendekatan sosial budaya," pungkas Ferdinandus. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya