Berita

Afriadi Rosdi/dok. pribadi

Politik

Ada Dua Penyebab Prabowo Malas-malasan

SELASA, 16 OKTOBER 2018 | 16:23 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Ada dua penyebab calon presiden Prabowo Subianto terlihat tidak bersemangat berkampanye untuk Pilpres tahun depan.

Pertama, Prabowo sendiri maupun timnya kebingungan menemukan sisi menjual dari seorang Prabowo dalam upaya mengangkat elektabilitas.

"Prabowo dan tim sedang berada pada titik kebingungan dalam menemukan keunggulan distingtif Prabowo," kata Ketua Pusat Kajian Literasi Media, Afriadi Rosdi, kepada redaksi, Selasa (16/10).


Menurutnya, keunggulan distingtif yang selama ini dijual ke publik adalah figur pemimpin tegas. Ragam upaya sudah dilakukan Prabowo dan timnya untuk memperkuat kesan tersebut. Salah satunya lewat panggung orasi atau pidato. Tetapi yang terjadi adalah unintended action, hasil yang dituai tak sesuai harapan.

"Prabowo malah menuai banyak kecaman, publik menganggap Prabowo sebagai pemimpin pemarah, tak ramah, suka membicarakan sisi negatif kompetitor, dan mengobarkan energi negatif," terang Afriadi.

Di matanya, masalah ini sangat substantif yaitu tentang menjual keunggulan produk, dan tak berhubungan dengan ketersediaan dana kampanye.

Malah, internal tim Prabowo-Sandiaga Uno melihat Sandi lebih memungkinkan untuk dijual ketimbang Prabowo. Potensi efek elektoral Sandi lebih besar dibanding Prabowo. Istilahnya, tak dapat rotan, akar pun jadi.

Sedangkan penyebab kedua yang mungkin, lanjut Afriadi, Prabowo masih shock oleh deraan kasus Ratna Sarumpaet. Kasus ini pukulan telak bagi Prabowo. Baik Prabowo maupun publik bakal sulit melupakannya.

"Kasus ini memukul telak sisi kepemimpinan Prabowo. Membentuk kesan bahwa dia tipe pemimpin yang menelan mentah-mentah informasi yang dia sukai. Itu karakter kepemimpinan yang tak baik sama sekali, apalagi setingkat capres," terang Afriadi.

Prabowo yang cerdas secara intelegensi (IQ) sangat menyadari efek dari kekeliruan fatalnya tersebut, kesalahan yang disebabkan oleh kelemahan emosionalitasnya (EQ).

"Karena dua alasan itulah Prabowo lebih memilih cooling down untuk sementara. Dia akan muncul lebih intensif ke depan publik ketika menemukan momen yang tepat dengan bentuk aksi simpatik yang tepat pula," ucap Afriadi. [ald]

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Komisi V DPR: Jika Pemerintah Kewalahan, Bencana Sumatera harus Dinaikkan jadi Bencana Nasional

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:14

Woman Empower Award 2025 Dorong Perempuan Mandiri dan UMKM Berkembang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:07

Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi di Akhir Pekan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:58

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:44

DPR: Jika Terbukti Ada Penerbangan Gelap, Bandara IMIP Harus Ditutup!

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:24

Banjir Aceh, Untungnya Masih Ada Harapan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:14

Dana Asing Masuk RI Rp14,08 Triliun di Awal Desember 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:08

Mulai Turun, Intip Harga Emas Antam Hari Ini

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:03

Netflix Beli Studio dan Layanan Streaming Warner Bros 72 Miliar Dolar AS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:43

Paramount Umumkan Tanggal Rilis Film Live-Action Kura-kura Ninja Terbaru

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:35

Selengkapnya