Setiap tim kampanye seharusnya memahami bahwa kampus itu memang ruang yang netral, clear and clean dari kampanye politik.
Demikian disampaikan alumni Teknik Kimia UGM tahun 1991, Hasto Kristiyanto. Karena itu, Hasto mengingatkan agar Tim Prabowo-Sandi, Sudirman Said memahami bahwa saat ini sudah masuk masa kampanye.
"Jadi jangan bawa kampus untuk kampanye terselubung. Sebagai tokoh dengan intelektual lumayan seharusnya memahami aturan tersebut. Bagi kami, marwah kampus dengan kebebasan akademiknya wajib kita hormati. Terlebih mahasiswa, dimana proses kepemimpinan nasionalpun datang dari dunia kampus," kata Hasto beberapa saat lalu (Sabtu, 13/10).
Atas dasar hal itu, sambung Hasto, maka kehadiran Sudirman Said ke UGM memang terlalu dini dan seperti kampanye awal yang dipaksakan. Harusnya Sudirman bisa lebih sabar. Sebagai alumni UGM, Hasto paham bahwa pasti akan ada undangan resmi bagi paslon atau tim kampanye untuk menyampaikan visi-misinya.
"Terlebih UGM, mereka sangat berkompeten untuk melihat secara komprehensif terhadap seluruh visi-misi dan agenda strategis Paslon 01 dan 02. Sebab UGM percaya, visi-misi tersebut berkaitan dengan masa depan bangsa," jelas Hasto.
Hasto juga menegaskan bahwa klaim Sudirman Said bahwa seolah dizalimi juga tidak tepat. Terlebih dengan menyampaikan ada ancaman DO.
“Ini jaman now. Mana ada yang main kayu dengan ancaman DO? Terlebih UGM yang dikenal sebagai universitas perjuangan. Pernyataan Pak Sudirman Said justru telah merendahkan martabat UGM yang dikenal sangat menjunjung tinggi tradisi demokrasi Pancasila. Lagian, mana ada mahasiswa UGM yang takut ditekan? Pak SS sangat tidak memahami realitas bahwa UGM didirikan ditengah kancah perjuangan revolusi perjuangan kemerdekaan Indonesia sebagaimana tertulis di Statuta UGM," jelas Hasto.
Sekjen DPP PDIP itu meminta Sudirman Said tidak perlu
victim playing. Apalagi rakyat sudah muak dengan kebohongan terencana seperti Ratna Sarumpaet.
"Jadi maaf Pak Sudirman Said, jurus anda sudah tidak laku," demikian Hasto.
[ian]