Berita

Ledia Hanifa Amalia/Net

Politik

Lembaga Riset Jalan Sendiri-Sendiri, Duit 26 Triliun Terancam Mubazir

SABTU, 13 OKTOBER 2018 | 03:00 WIB | LAPORAN:

Indonesia punya anggaran riset yang lumayan besar. Di tahun ini, jumlah totalnya mencapai Rp 26 triliun.

Sayangnya, dana itu belum membuahkan hasil riset yang bermutu dalam menopang pembangunan nasional.

Anggota Komisi X DPR Ledia Hanifa Amalia menduga, kondisi ini terjadi lantaran masing-masing lembaga riset dan litbang kementerian masih jalan sendiri-sendiri. Riset yang dihasilkan pun terkesan tidak tertata dan terkoordinasi dengan baik.


Ia memberi contoh di setiap kementerian punya litbang masing-masing. Kemudian ada badan-badan seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi).

Belum lagi perguruan tinggi juga ada risetnya. Jadi semuanya tidak terkoordinasi dengan baik

"Kegiatan riset ini kan tersebar di berbagai kementerian dan lembaga. Makanya, ini menjadi sulit," papar politisi PKS ini, di gedung DPR, Jumat (12/10).

Sebenarnya, kata Ledia, Indonesia telah memiliki rancangan induk riset nasional yang menjadi pedoman. Sayangnya, riset yang dilakukan litbang kementerian dan lembaga-lembaga tadi tidak pernah mengacu ke rancangan induk itu.

Dia berharap, ke depan, kondisi ini tak lagi terjadi. Rancangan induk riset tadi harus dipegang. Dia yakin, jika rancangan induk itu dipegang, Indonesia bisa tampil sebagai negara maju seperti halnya Korea Selatan dan Jepang.

Agar rancangan induk riset itu dipegang penuh, dia meminta RUU tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas Iptek) segera disahkan.

RUU ini merupakan usulan Pemerintah dan telah dibahas sejak 2017. Lagi-lagi Ledia menyayangkan sampai saat ini belum ada titik terang kelanjutannya. Padahal, kehadirannya penting untuk menyelesaikan kebuntuan koordinasi yang ada antar-litbang di berbagai kementerian dan lembaga-lembaga riset milik negara.

"RUU itu harus segera diselesaikan. Ini kan RUU sebenarnya inisiatif Pemerintah," pinta Ledia.

Untuk pembiayaan risetnya, Ledia mengusulkan sisten seperti Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Dengan begitu, pembiayaan riset tidak terkait siklus APBN.

"Saya kira itu akan jauh lebih mudah. Kalaupun risetnya bersifat multi years, tetap bisa diselesaikan," katanya.

Mengenai alokasi Rp26 triliun tadi, Ledia memandang masih kecil. Sudah begitu, anggaran itu dibagi-bagi ke semua kementerian yang memiliki litbang dan lembaga-lembaga non kementerian yang beririsan langsung dengan riset.

"Kalau bisa, anggarannya dijadikan satu kesatuan. Sehingga nanti tidak mubazir lagi. Seperti kita ini banyak penelitian tentang benih, tapi tidak punya buat tanamnya, karena lahannya belum nambah," tuturnya.

Ledia kemudian melontarkan kritik ke Kementerian Ristek dan Dikti. Kata dia, peran kementerian yang dipimpin Muhammad Nasir itu belum optimal sebagai leader dalam pelaksanaan riset.

"Kami melihat, Kementerian Ristek Dikti ini belum optimal dalam koordinasikan secara keseluruhan. Makanya, RUU Sisnas Iptek harus diselesaikan," tandasnya.[nes]



Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya