Berita

Politik

Pemerintah Khawatir Bantuan Asing Mubazir, Bukan Faktor Politis

JUMAT, 12 OKTOBER 2018 | 12:57 WIB | LAPORAN:

Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) membantah pembatasan bantuan asing untuk bencana alam di Sulawesi Tengah dilatari faktor politis.

Sebelumnya Analis senior perusahaan penasihat dan resiko Concord Consulting, Keith Loveard, seperti dimuat Channel News Asia mengatakan bahwa pemerintah Indonesia saat ini tengah waspada agar tidak terlalu terbuka terhadap bantuan dari luar karena mereka khawatir menghadapi kritik dari lawan-lawan politik, terlebih menjelang Pemilu 2019.

Namun hal tersebut ditampik oleh Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara Kemenko Polhukam, Laksda TNI Achmad Djamaludin.


"Biasa kan media senangnya memang yang begitu, bad news is a good news kan hehehe," cetus Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara Kemkopolhukam Laksda TNI Achmad Djamaludin saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (12/10).

Pria yang akrab disapa Jamal ini menuturkan, pemerintah sudah mempertimbangkan secara detil bantuan apa saja yang dibutuhkan dari engara-negara sahabat.

"Karena landasan pesawat cocok untuk pesawat Hercules maka yang kita minta pesawat Hercules, demikian juga kebutuhan yang kurang adalah water treatment, genset dan tenda. Ya itu yang kita minta," terangnya.

Pertimbangan diseleksi khawatir tidak terpakai jika menerima semua bantuan asing.

"Nanti kalau mereka kirim barang lain yang tidak kita butuhkan terus tidak terpakai nanti kan mubazir, terus merasa disia-siakan lalu timbul persepsi lain," lanjutnya.

Jamal menegaskan bahwa relawan asing harus didampingi mitra lokal sehinga mereka mengetahui apa saja kapasitas dan tanggung jawabnya.

"Kalau nggak kan nanti mereka ngerjain apa dan dimana tidak bisa kita kontrol semua negara juga gitu. Relawan kita kalau bantu bencana keluar negeri juga tidak bisa seenaknya keluar masuk tanpa izin," tegasnya.

Ia meyakini negara asing paham betul militer Indonesia lebih berpengalaman dalam menangani bencana.

"Demikian pula tim SAR kita juga lebih berpengalaman karena di Indonesia sering terjadi bencana jadi normal-normal saja tidak ada kaitannya dengan kewaspadaan politik apalagi sampai masalah kedaulatan," tandasnya.[wid]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya