Atlet Wheelchair Fencing (Anggar Kursi Roda) asal Irak, Ammar Hadi Ali sama sekali tak membayangkan dia bisa menjadi seorang atlet di ajang Para Games.
Kehidupan Ali sapaan Ammar yang semula normal berubah setÂelah peristiwa yang menimpanya ketika Perang Iran-Irak masih berkecamuk di negerinya.
Ali adalah salah satu korÂban dari keganasan perang dua negara tetangga itu. Dia menjadi korban serpihan bom yang keÂmudian melumpuhkan pinggang dan kakinya. "Kejadiannya di 2007, ketika saya sedang bekerja di memasang atap rumah. Tiba-tiba, bom meledak tak jauh dari tempat saya berdiri. Akhirnya, saya harus mengalami hal ini," ungkap atlet yang kini berusia 33 tahun itu.
Setelah mengalami persitiwa itu, Ali mengaku sempat frusÂtrasi karena menganggap masa depannya suram. Beruntung, beberapa teman dan keluargÂanya terus memotivasinya agar tidak cepat putus asa. "Apalagi ketika itu saya sedang rajin-rajin mengumpulkan uang untuk menikah. Tapi, setelah kejadian itu saya tidak bisa bekerja lagi," ungkapÂnya. Ali mengambil hikmah dari kejadian yang dialaminya. Setelah ada perwakilan dari
National Paralympic Comitte (NPC) Irak menawarkannya untuk menjadi atlet
Wheelchair Fencing. "Tepatnya di 2009 saya mulai dikenalkan dengan olahraga ini. Padahal semula saya tak pernah kenal dengan olahraga ini," kata peraih emas nomor EP kategori B di Asian Para Games Guangzhou, China 2010 ini.
Sejak saat itu, semangat hidup Ali mulai bangkit dan terus menekuni olahraga ini yang akhÂirnya mengubah jalan hidupnya. "Berkat olahraga ini juga saya bisa berkeliling ke negara lainÂnya untuk mengikuti kejuaraan ini," kata Ayah dari dua orang putra itu.
Di ajang Asian Para Games 2018 Indonesia, Ali merupakan salah satu atlet tangguh. Meski begitu, dia mewaspadai lawan-lawannya, terutama para atlet China. "Atlet China merupakan saingan terberat saya. Mereka sukar untuk dikalahÂkan," ungkap atlet yang juga perÂnah meraih perak di Asian Para Games 2014 Incheon, Korea, di nomor Floret ini.
Kini, selain fokus menjaÂdi berlatih, Ali juga seorang wiraswastawan dengan memiÂliki workshop pintu dan jendela sendiri di rumahnya.
"Alhamdullilah, Allah memang berkehendak lain, ternyata masa depan saya tidak sesuram yang pernah saya bayangkan sebelumÂnya," ujar peraih medali perak di nomor EPdan perunggu di nomor Foil pada Asian Para Games 2018 Indonesia ini. ***