Calon legislatif PDI Perjuangan di Nusa Tenggara Barat (NTB) diharuskan sering turun ke bawah menyapa rakyat. Sebab, hakikat berpartai adalah persatuan dengan rakyat.
“Persatuan dengan rakyat adalah senjata yang sehebat-hebatnya,†tegas Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, mengutip Bung Karno dalam Rapat Koordinasi Daerah PDI Perjuangan Provinsi NTB bertema ‘Meneguhkan Kemenangan Pileg dan Pilpres 2019’ di kantor DPD PDI Perjuangan NTB, Mataram, Sabtu (6/10).
Dalam menyapa rakyat, Hasto menuturkan jurus Presiden Jokowi yang dikenal suka blusukan, yakni salaman dengan rakyat. The power of salaman ini yang mengantarkan Jokowi menjadi walikota Solo dua periode, meski melawan calon wali kota lain yang kaya raya.
"Di Pilpres juga, walau lawannya juga capres yang kaya raya. Rakyat bisa melihat bahwa jati diri dan ketulusan hati seorang pemimpin jauh lebih penting,†kata Hasto.
Oleh karena itu, politikus asal Yogyakarta ini meminta para caleg untuk hadir dan mengetuk pintu-pintu rumah rakyat. Caleg harus mengulurkan tangan dan merasakan dengan mata hati.
"Batinkan kalau saya kelak menjadi anggota dewan, merekalah yang akan saya perjuangkan bersama Bapak Jokowi," tegas Hasto disambut tepuk tangan 500-an hadirin.
Lewat persatuan dengan rakyat, kata Hasto, PDI Perjuangan siap memenangkan Pileg dan Pilpres 2019.
"Dengan menangis dan tertawa bersama rakyat, PDI Perjuangan siap memenangkan Pileg dan Pilpres sebagai satu tarikan nafas," ujarnya.
Hasto juga kembali menekankan pesan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan pasangan calon nomor urut 01, Jokowi-KH Ma’ruf Amin agar selalu mengedepankan cara-cara beradab dalam kampanye.
"Ibu Megawati, Pak Jokowi dan Kiai Ma’ruf selalu menekankan untuk menghindari fitnah,
hoax dan ujaran kebencian dalam meraih kekuasaan," tegasnya.
[wid]