Berita

Foto: Reuters

Jaya Suprana

Belajar Dari Palu

JUMAT, 05 OKTOBER 2018 | 06:22 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

MAHAGURU kemanusiaan saya, Sandyawan Sumardi mengirim sebuah kisah nyata dan catatan dari saksi hidup gempa di Palu berupa tulisan dari Tutang Muhtar, dosen Universitas Tadulako dengan judul “Belajar dari Palu” yang kini saya copas sebagai berikut:

Kehendak Allah

Kehendak Allah, hanya itu bisa kita ucapkan, saya kira tidak ada yang bisa menafsirkan dengan narasi yang baik kecuali kehendak Allah SWT, bagaimana tidak biasanya di satu daerah terjadi musibah bencana hanya satu jenis bencana baik itu gempa, tsunami, banjir bandang, penurunan tanah, kebakaran.


Tapi khusus Palu dan sekitarnya bencana yang sangat mustahil untuk pandangan manusia tapi tidak untuk Allah, hampir semua kelurahan, spot punya jenis bencana yang sangat berbeda yang tidak bisa dinarasikan dengan Ilmu apapun. Ada satu spot kawasan teluk Palu Tuhan luluh lantahkan ikon kota Palu “Jembatan Kuning” yang begitu kokoh berdiri, rumah-rumah, warung, cafe hanya jadi cerita tanpa arti. Manusia bilang itu karena tsunami walau tanpa peringatan dini.

Nalar

Semua nalar Ilmu manusia baik BMKG dan Pemerintah sepakat bencana 7,7 skala Richter (7,4 koreksi)  adalah kajian terjadinya tsunami. Ini bencana yang mengerikan tidak ada dan sangat langka. Berbagai kelurahan punya jenis bencana yg berlaian dalam satu waktu. Sepanjang pantai Teluk Palu terkena serangan tsunami dalm.watktu sekejap tanpa ada peringan dini.

Di kelurahan Balora, tepatnya di perumnas tanah seakan-akan di‘‘blender” diputar-putar tanah dan rumah ditenggelamkan, dan terbakar, rumah yang dua lantai kelihatan jadi satu lantai, jalan raya meninggi 2 sampai dengan 4 meter,  seperti daerah bukit aspal, ratusan mungkin lebih orang terjebak dan bau mayat mulai menyengat.

Di kelurahan Petobo lain lagi, rumah-rumah seakan-akan ditenggelamkan dengan lumpur, rumah menjadi rata dgn badan jalan. Ratusan warga terutama manula dan anak-anak terjebak didalamnya . Jalan-jalan di kota Palu terbelah  antara 2 cm sampai dengan 20 cm, dan terangkat meninggi lebih 20 cm. Infrastuktur hotel, ruko, masjid, dan rumah tinggal sudah tidak layak untuk ditempati dan mungkin harus di robohkan.

Belum kabupaten Sigi, air yang langsung menerjang pedesaan diperkirakan korban ratusan. Belum fenomena banyaknya mayat yang belum di evakuasi, belum kelangkaan BBM, belum, tidak ada listrik dan tidak ada air bersih. Korban meninggal.diperkirakan lebih tiga ribu orang. Secara konstruksi pun, yang selama ini ada ilmu Rekayasa Beban gempa, semua tidak bisa membantu, kalau bumi sudah membelah diri.

Membunuh Kecongkakan

Allah menampar, membunuh kecongkakan keilmuan kita, menenggelamkan keduniawian kita, membakar rasa individu kita, dan Allah rindu jeritan kita. Kini manusia mulai berjamaah dengan tidur sama-sama dengan meninggalkan kemewahan dengan alas seadanya.  Manja makan enak dengan hidangan yang berkelas hilang seketika dengan makan hanya mengganjal perut yang dulu  sangat egois, kini merasakan bagaimana rasanya hidup dengan atap langit, tanpa listrik. Kini merasakan bagaimana susahnya air bersih dan berbagi dengan tetangga. Semuanya pasti ada hikmahnya untuk orang yang bersyukur dan berfikir. Ya Allah. Ampuni kami. AMIN.

Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya