Berita

Jaya Suprana/Net

Jaya Suprana

Malumologi Pisau

SENIN, 01 OKTOBER 2018 | 07:26 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

RASA malu dan benda pisau memiliki kemiripan dalam hal kemanfaatan. Malu dan pisau masing-masing memiliki manfaat ganda yang saling beda bahkan bertolak belakang satu dengan lainnya.

Malu dan pisau dapat bermanfaat positif dan konstruktif namun juga negatif bahkan destruktif tergantung untuk tujuan penggunaannya.

Kontekstual


Pisau akan bermanfaat positif dan konstruktif apabila digunakan sebagai alat untuk mempersiapkan makanan seperti memotong sayuran atau membela diri atau orang lain dari ancaman perampokan atau pembunuhan.
Namun pisau langsung bermanfaat negatif dan destruktif apabila digunakan untuk mengancam, merampok apalagi membinasakan sesama manusia.

Perasaan malu akan bermanfaat positif dan konstruktif apabila digunakan sebagai alat untuk mengendalikan moral atau akhlak demi mencegah perilaku buruk seperti berdusta, ingkar janji mencuri , korupsi, menindas kaum lemah, menggusur rakyat miskin.

Sebaliknya perasaan malu langsung menjadi bermanfaat negatif dan destruktif apabila digunakan oleh mereka yang tidak tahu malu untuk melakukan perilaku buruk atau kriminal seperti berdusta, ingkar janji, mencuri, korupsi.

Para koruptor pada hakikatnya adalah manusia yang tidak malu melakukan korupsi.

Falsafah

Maka falsafah Ojo Dumeh, Empan Papan serta Ngono Yo Ngono Ning Ojo Ngono menjadi sangat berharga sebagai pedoman moral dalam menggunakan pisau dan malu pada kenyataan kehidupan bermasyarakat selaras sila Kemanusiaan Adil dan Beradab.

Ojo Dumeh adalah falsafah yang menjunjung tinggi akhlak agar jangan terkebur, jangan sewenang-wenang, jangan semau-gue, jangan lupa daratan, jangan mentang-mentang dan berbagai jangan berbuat buruk lain-lainnya.

Empan Papan mengutamakan kesadaran atas perilaku yang dilakukan pada tempat, waktu dan tujuan yang tepat dan benar.

Sementara Ngono Yo Ngono Ning Ojo Ngono senada-seirama dengan Ojo Dumeh berupaya menyadarkan kita agar jangan melakukan tindakan keliru dengan mengumbar syahwat  menguntungkan diri sendiri sambil merugikan bahkan menyelakakan orang lain atau merusak lingkungan hidup.

Pembangunan Berkelanjutan

Agenda pembangunan berkelanjutan yang telah disepakati negara-negara anggota PBB termasuk Indonesia, sebagai pedoman pembangunan di planet bumi abad XXI mengajak para pelaku pembangunan di dunia termasuk Indonesia untuk mematuhi falsafah Ojo Dumeh, Empan Papan serta Ngono Yo Ngono Ning Ojo Ngono agar merasa malu apabila menatalaksana pembangunan dengan cara mengorbankan sesama manusia dan lingkungan hidup atas nama pembangunan yang seharusnya bukan menyengsarakan namun menyejahterakan umat manusia.

Maka para pelaksana pembangunan di Bukit Duri, Pasar Akuarium, Tangerang, Tulang Bawang, Kendeng, Kulon Progo, Papua apabila mematuhi makna falsafah Ojo Dumeh, Empan Papan serta Ngono Yo Ngono Ning Ojo Ngono, terkandung di dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan yang telah disepakati PBB termasuk Indonesia sebagai pedoman pembangunan planet bumi abad XXI akan merasa malu melakukan penggusuran terhadap rakyat secara sempurna melanggar HAM serta sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dan Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Penulis adalah penggagas Malumologi dan pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya