Berita

Didi Irawadi/Net

Politik

Demokrat: Kasus Asia Sentinel Harus Jadi Pelajaran Pers Nasional

SELASA, 25 SEPTEMBER 2018 | 09:29 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Asia Sentinel menjadi bukti bahwa pemberitaan media asing tidak selalu benar. Apalagi, media yang konon disebut berbasis di Hongkong itu telah meminta maaf telah menyudutkan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan mencabut artikelnya.

Sehingga, sangat disayangkan jika kemudian ada media dalam negeri yang menganggap pemberitaan asing itu sebagai sebuah kebenaran mutlak dan mengutip secara mentah-mentah.

Begitu kata Wakil Sekjen Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin dalam keterangan tertulisnya kepada redaksi, Selasa (25/9).


“Mereka tidak memikirkan dampak buruk yang akan terjadi, dampak yang bisa merusak hubungan antar anak bangsa,” jelasnya.  

Atas alasan itu juga, Demokrat mengaku kecewa dengan sejumlah pers nasional yang menayangkan artikel Asia Sentinel tanpa melakukan check and recheck dengan baik. Dalam hal ini, mereka sama saja turut menjadi penyebar informasi bohong alias hoax.

“Berita yang keliru dan sangat tendensius adalah suatu tindakan zolim, yang patut diduga untuk merusak dan menjatuhkan kredibilitas SBY dan Partai Demokrat,” sambungnya.

Penayangan berita yang menukil dari Asia Sentinel kemudian menimbulkan kecurigaan pada media-media tersebut. Sebab, penayangan dilakukan pada tahun politik menjelang pemilu presiden dan legislatif 2019.

Kata Didi, jika memang media-media tersebut ingin menaikkan rating pemberitaan atau elektabilitas partai yang dekat dengan media tersebu, maka tentu tidak perlu dengan cara-cara yang tidak fair dan sesat seperti itu.

“Banyak cara-cara lain yang bermartabat dan terhormat yang sepatutnya bisa dilakukan,” sambungnya.

Dia berharap, kejadian memalukan ini tidak kembali terulang. Demokrat juga ingin agar pers Indonesia semakin bermutu dan menjunjung kebebasan pers yang bertika dan bermartabat.

Untuk itu, mereka melaporkan empat media daring dan satu media televisi yang memuat mentah-mentah artikel Asia Sentinel ke Dewan Pers.

“Rugi besar dan terlalu mahal yang harus dibayar bangsa Indonesia ke depan jikalau harus pecah hanya karena fitnah dan hoax,” tukas Didi. [ian]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya