Berita

Kwik Kian Gie/Net

Jaya Suprana

Jangan Cemooh Pak Kwik

SABTU, 22 SEPTEMBER 2018 | 08:24 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

GARA-GARA terberitakan bahwa mantan Ketua Bapennas merangkap Mahaguru Nasionalisme Ekonomi saya, Drs. Kwik Kian Gie diangkat menjadi Penasehat Ekonomi pasangan calon presiden-wapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno maka sekelompok warga dunia maya bukan pendukung Prabowo-Sandi tega menyemooh pak Kwik dengan kata-kata yang kurang pantas saya tampilkan dalam naskah sederhana yang dimuat RMOL ini.

Pemberhalaan

Cemooh ditimpakan kepada pak Kwik hanya akibat berita bahwa beliau diangkat menjadi Penasehat Ekonomi palon capres-wapres tertentu pada hakikatnya merupakan cermin realita tingkat peradaban demokrasi di Indonesia yang memang harus diakui masih pada masa pancaroba alias akhil-baliq masyarakat yang semula sudah terbiasa hidup di alam non-demokratis. Masyarakat belum terbiasa dalam bersikap wajar terhadap para tokoh politik sehingga banyak yang cenderung melakukan pemberhalaan. Pak Kwik menjadi korban gejala pemberhalaan palon capres-cawapres yang kebetulan tidak mengangkat pak Kwik menjadi Penasehat Ekonomi.


Keliru Tafsir


Sukma demokrasi yang menghadirkan hak berpendapat dan hak mengungkapkan pendapat keliru ditafsirkan sebagai hak menghina terhadap pihak yang tidak sependapat dengan pihak yang menghina. Maka dukungan terhadap para politisi masih pada taraf gaya mirip pemberhalaan para bonek terhadap tim sepakbola yang secara membabibutatuli rawe-rawe-rantas-malang-malang-putung memuja tim sepakbola pujaan mereka sambil membenci maka tak segan menghujat tim sepakbola lawan . Pendek kata tanpa kompromi pihak lawan hukumnya wajib tidak bisa tidak harus buruk, brengsek bahkan aib seperti iblis belaka maka hukumnya wajib harus dihujat. Bahkan kalau perlu para pendukung tim sepakbola tak segan baku hantam secara ragawi melawan para pendukung tim sepakbola lawan.

Pembangunan Ekonomi

Sebaiknya mereka yang  menyemooh pak Kwik berkenan  menghayati demi meneladani kearif-bijaksanaan kenegarawan Ketua Umum PDIP serta Presiden V Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputeri yang menyarankan para pimpinan PDIP bukan menyemooh namun segera mengundang pak Kwik untuk memohon masukan pendapat, saran dan nasihat pak Kwik tentang bagaimana membangun ekonomi negara, bangsa dan rakyat Indonesia demi mencapai cita-cita luhur masyarakat adil dan makmur dalam suasana kehidupan Nusantara  gemah ripah loh jinawi tata tenteram kerta raharja. MERDEKA! [***]

Penulis belajar makna kedaulatan ekonomi Indonesia dari Pak Kwik

Populer

UPDATE

Selengkapnya