Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mewakili Pemerintah Republik Indonesia menghadiri acara 1st ASEAN-Republic of Korea Infrastructure Ministers' Meeting di InterContinental Seoul COEX, Senin (17/9).
Acara yang dibuka Menteri Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Korea (Ministry of Land, Infrastructure and Transport/MOLIT) Kim Hyun Mee ini diikuti sejumlah menteri-menteri infrastruktur se-ASEAN. Acara tersebut menekankan pentingnya kerja sama infrastruktur antar negara-negara ASEAN dengan Republik Korea.
Dalam forum tersebut, Basuki menyampaikan perkembangan ekonomi Indonesia yang dapat tumbuh salah satunya didukung oleh pembangunan infrastruktur sebagai program prioritas empat tahun berjalan Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Acara ditutup dengan pembacaan Ministerial Declaration oleh Menteri MOLIT Kim Hyun Mee.
Sementara, dalam pertemuan bilateral antara Menteri Basuki dengan Menteri MOLIT Korea Kim Hyun Mee dibahas kerja sama di bidang infrastruktur PUPR yakni progres Bendungan Karian, proyek saluran pembawa air baku Karian-Serpong dan Manajemen Pemeliharaan Jembatan.
Dalam pembahasan pembangunan Bendungan Karian di Provinsi Banten disampaikan progresnya saat ini sudah mencapai 52 persen dan diharapkan pertengahan tahun 2019 akan rampung.
Pembangunan bendungan ini sebagian dibiayai dari pinjaman Pemerintah Korea, yang dimulai pembangunannya sejak Oktober 2015. Bendungan senilai Rp 1,07 triliun dikerjakan oleh kontraktor Daelim Industrial Co, LTD-PT Wijaya Karya (Persero)-PT Waskita Karya (Persero) Joint Operation ini memiliki kapasitas tampung efektif 207,5 juta meter kubik.
Basuki juga mengajak Pemerintah Korea mendukung program normalisasi dan revitalisasi Sungai Ciliwung yang membelah Kota Jakarta. Ide ini terungkap saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Korea dan berkesempatan meninjau Sungai Chonggyechon yang melintas di pusat Kota Seoul dan kini menjadi unsur ruang publik yang esensial bagi warga Kota Seoul.
Basuki juga berkesempatan mengunjungi dua proyek kota baru yaitu Kota Baru Dongtan 2 dan Alphadom City. Kondisi Kota Seoul yang metropolis, semakin padat penduduk dan tingginya harga rumah membuat pemerintah Korea Selatan melalui Land Housing (LH), sebuah BUMN untuk melaksanakan proyek kota baru dengan konsep smart city.
Kota Baru Dongtan 2 yang luasnya 3.500 hektare ini didesain sejak tahun 2001 dan mulai dibangun pada tahun 2004. Penduduknya saat ini sebanyak 265.000 jiwa dimana hampir separuh penduduknya setiap hari beraktivitas di Kota Seoul. Dengan moda transportasi Super Rapid Train (SRT) yang baru selesai dibangun pada bulan Maret 2018, jarak 61 kilometer antara Dongtan-Seoul dapat ditempuh selama 20 menit.
Selanjutnya kunjungan dilanjutkan ke Alphadome City, tidak terlalu jauh dari Dongtan 2. Di sini Basuki bersama rombongan berdiskusi dengan pengelola Alphadome City mengenai dinamika perumahan rakyat di Korea dan Indonesia.
Turut hadir mendampingi Basuki yakni Dirjen Sumber Daya Air Hari Suprayogi, Kepala Pusat Bendungan Ni Made Sumiarsih, Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Edward Abdurrahman, Dirut PT Adhi Karya Budi Harto, Direktur Operasi PT Wika Agung Budi Waskito, Direktur Wilayah Timur PT Hutama Karya Sugeng Rochadi dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja.
[***]