Berita

Foto: Net

Bisnis

Gama Plantation Tepis Ada Lahannya Di Kubu Raya Terbakar Dan Disegel

SENIN, 17 SEPTEMBER 2018 | 11:15 WIB | LAPORAN:

Gama Plantation, induk usaha dari PT Sumatera Unggul Makmur (PT SUM), PT Putra Lirik Domas (PT PLD) dan PT Agro Alam Nusantara (PT AAN) meluruskan kebakaran lahan warga di Kubu Raya, Kalimantan Barat bukan di area tanaman sawit perusahaan.

Lahan itu tengah disegel oleh pihak kepolisian dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Terjadi mispersepsi dan pemberitaan yang kurang akurat karena lahan yang terbakar milik warga dan bersertifikat. Pihak perusahaan justru dimintai tolong oleh warga untuk membantu memadamkan api," ujar Djuaman selaku Legal Head Gama Plantation, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Senin (17/9).


Menurut dia, kebetulan ketiga kebakaran lahan itu terjadi di sekitar area perusahaan PT SUM, PT PLD, dan PT AAN, sehingga perusahaan spontan mengerahkan staf untuk membantu pemadaman api.

"Perlu kami tegaskan kembali bahwa area tanaman sawit perusahaan tidak ada yang terbakar dan tidak ada yang disegel. Seluruh operasional masih berjalan normal, dan kami tetap melanjutkan komitmen zero burning serta memiliki program pencegahan kebakaran lahan secara komprehensif," paparnya.

Djuaman menerangkan, kronologi kebakaran lahan warga di sebelah area tanaman sawit PT SUM terjadi pada 23 Juli 2018. Lahan yang terbakar seluas 5 hektar itu milik warga bernama Polo dan memiliki legalitas surat hak milik (SHM).

PT SUM justru menurunkan 55 personel dari tim pemadam kebakaran bersama dengan staf dari kepolisian setempat dan TNI untuk memadamkan api.

Demikian juga kebakaran di lahan warga yang bersebelahan dengan area tanaman sawit PT PLD. Kebakaran terjadi pada 13 Agustus 2018 di tanah milik Pendi dan Samsiar (anggota masyarakat lokal).

Perusahaan menerjunkan 145 personil dari tim pemadam kebakaran perusahaan bersama polisi dan TNI berusaha untuk memadamkan api di lahan warga seluas 200 hektar.

"Kebakaran di lahan warga itu berhasil dipadamkan pada 24 Agustus 2018. Kapolda dan Pangdam juga telah menginspeksi lahan warga yang terbakar itu. Kemudian tim KLHK juga melakukan peninjauan dan memasang plang penyegelan di lahan warga tersebut. Jadi bukan seperti pemberitaan yang beredar selama ini bahwa area tanaman sawit perusahaan yang disegel, itu tidak benar," paparnya.

Djuaman juga mengklarifikasi mispersepsi yang timbul dari insiden kebakaran di lahan warga di dekat area tanaman sawit PT AAN.

Pada 15 Agustus 2018, kebakaran terdeteksi di area di luar batas-batas area tanaman sawit PT AAN di lahan milik Suroso (anggota masyarakat setempat).

Warga telah meminta bantuan dari perusahaan untuk memadamkan api pada 16 Agustus 2018. Sebanyak 40 personel dari regu pemadam kebakaran PT AAN bersama polisi, tentara, dan Manggala Agni berupaya memadamkan api sampai 27 Agustus 2018 untuk memastikan api benar-benar padam. Bahkan setelah kejadian itu, PT AAN menerima surat penghargaan dari kepala desa Mekar Sari yang berterima kasih atas bantuannya untuk memadamkan api.

"Pemberitaan miring ini terkesan lucu karena kebakaran terjadi di lahan warga. Dan warga sendiri yang mendatangi kami untuk meminta bantuan untuk memadamkan, bahkan ada surat pernyataan dari warga. Kemudian timbul pemberitaan yang kurang akurat bahwa area tanaman sawit perusahaan disegel. Itu tidak benar," jelasnya.

Secara total, lanjut dia, ketiga anak usaha Gama Plantation telah membantu memadamkan tujuh insiden kebakaran lahan warga di sekitar perusahaan.

Ketiga perusahaan mengerahkan total 279 staf dengan 29 unit pompa, lima unit excavator, lima unit traktor pertanian dan peralatan pendukung lainnya untuk membantu memadamkan kebakaran yang berbeda di lahan sekitar area yang ditanami sawit oleh ketiga perusahaan tersebut.

Selanjutnya, pada 28 Agustus 2018, Kepala Polisi Kalimantan Barat telah mengeluarkan pernyataan bahwa 27 tersangka baru teridentifikasi dalam insiden kebakaran lahan warga di Kalbar tersebut. [wid] 

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya