Berita

Jokowi/Net

Publika

Surat Terbuka Untuk Bapak Jokowi Tentang Emak-Emak

MINGGU, 16 SEPTEMBER 2018 | 08:36 WIB

SURAT ini saya tulis seketika setelah saya membaca artikel “Jokowi Setuju Tak Pakai Istilah Emak-emak: Jadilah Ibu Bangsa” yang ditulis oleh Kumparan. Artikel ini mengoyak perasaan saya.  Surat ini saya tulis dengan marah. Maaf.

Yang Terhormat Pak Jokowi,

Nama saya Rara.  Saya seorang ibu dengan satu anak yang saat ini sudah kuliah.  Saya tumbuh dan besar di kota kecil Pare. Pare berada di Kabupaten Kediri, Propinsi Jawa Timur.  Lebih mudahnya saya sebutkan kabupaten yang lebih dikenal masyarakat, Pare berada di antara Surabaya dan Malang.  Pare memiliki kultur kurang lebih seperti Surabaya dan Malang.  Kultur Jawa yang blak-blakan dan tegas.

Dari perkenalan ini, saya akan langsung membahas perihal panggilan ibu, perempuan yang melahirkan dan membesarkan saya, perempuan yang melahirkan anak-anaknya, yang mereka juga adalah anak-anak bangsa di negeri  ini, termasuk Bapak, kita semua terlahir dari seorang ibu.

Sebagai “wong Jowo” saya dan kakak-adik saya memanggil ibu kami “ibuk”.  Sejak kecil sampai sekarang.  Namun akhir-akhir ini ada sesuatu yang “unik” yang dilakukan oleh adik saya, dia memanggil ibu kami dengan panggilan mesra “embok’e” yang malah menjadi panggilan sehari-hari kami saat ini.  Lucu. 

Yang lebih lucu lagi anak saya yang sejak kecil kami biasakan memanggil saya “bunda”, berjalannya waktu, saat dia beranjak dewasa malah memanggil saya “emak” “mak”.   Iya, lucu kan, anak zaman now memanggil ibunya “emak”.

Sebagai orang Jawa, panggilan-panggilan itu tidak asing di telinga kami. Seingat saya, sewaktu kecil dulu banyak teman saya yang memanggil ibu mereka dengan “mak’e” “emak” “mbok” “simbok”.  

Saya tekankan di sini bahwa panggilan-panggilan itu memiliki esensi yang sama, panggilan sayang yang kita pilih untuk ibu kita. Tidak ada yang rendah dari panggilan-panggilan itu.

Lantas untuk apa saat ini Bapak dengungkan, bahwa sebutan tertentu lebih baik daripada sebutan lain? Ibu-ibu, emak-emak, mama-mama, inang-inang, simbok-simbok, mami-mami, para bunda, para moms, adalah kami, perempuan-perempuan yang sama derajatnya.

Apa kabar ibu-ibu dari anak-anak milenial sekarang, yang kebanyakan mereka memanggil ibu mereka “mama” “mami” “mom” “moma” “pepo”, “memo” atau bahkan cukup memanggil nama saja? Kemudian apa nasib ibu-ibu yang berada di daerah-daerah lain yang sering Bapak ingatkan bahwa negara kita terdiri dari 17 ribu sekian pulau dengan ratusan suku yang pastinya memiliki adat sendiri dalam memanggil ibu mereka? Di kelas mana posisi mereka?  Di kelas mana orang-orang Sumatera misalnya, yang memanggil ibu mereka “mamak”,” inang”? Kami semua sama,  Pak.

Pak Jokowi, coba Bapak tanyakan kepada Ibu Iriana, bagaimana anak-anak dari teman-teman Ibu Iriana memanggil ibu mereka.  Atau tak usah jauh-jauh bagaimana keponakan-keponakan Bapak memanggil ibu mereka.  Mereka pasti punya panggilan sayang tersendiri yang mereka pilih untuk ibunda mereka.

Pak Jokowi, tolong jangan pecah belah kami dengan mengelompokkan kami para perempuan dalam golongan ibu, bunda, emak, mamak, inang, mama, mami, embok, simbok, moma, memo, dan apalah apalah itu sebutannya.  Kami semua sama, Ibu Bangsa, Bunda Bangsa, Emak Bangsa, Mama Bangsa.

Sudah cukup kami diresahkan dengan isu-isu agama dan ras yang saat ini banyak dijualbelikan. Ini yang harus dihentikan. Kami ingin ketenangan, hidup dalam damai, bahagia, dan sejahtera.

Terima kasih dan salam. [***]

Rara
Akun twitter dan IG @raravebles

Populer

Jokowi Tekor Ratusan Miliar di Pilkada Jakarta

Senin, 02 Desember 2024 | 01:26

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Indahnya Seragam Warna Cokelat

Sabtu, 30 November 2024 | 09:37

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

PDIP: Terima Kasih Warga Jakarta dan Pak Anies Baswedan

Jumat, 29 November 2024 | 10:39

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Waspadai Partai Cokelat, PDIP: Biarkan Rakyat Bebas Memilih!

Rabu, 27 November 2024 | 11:18

UPDATE

Bursa Wall Street Variatif: S&P 500 dan Nasdaq Menguat Lagi

Rabu, 04 Desember 2024 | 08:07

Prabowo-Megawati Bisa Cegah Suhu Politik Kian Panas

Rabu, 04 Desember 2024 | 08:06

Bikin Heboh, Presiden Korsel Cabut Darurat Militer Usai Ditolak Parlemen

Rabu, 04 Desember 2024 | 07:58

Mobil Demokrasi

Rabu, 04 Desember 2024 | 07:53

Gencatan Senjata Israel-Hizbullah Terancam Gagal, Harga Minyak Naik Hampir 3 Persen

Rabu, 04 Desember 2024 | 07:50

Permintaan Merosot, Harga Komoditas Pertambangan Turun di Desember

Rabu, 04 Desember 2024 | 07:39

Won Tersungkur Setelah Presiden Korsel Umumkan Darurat Militer, Euro Pulih Terhadap Dolar AS

Rabu, 04 Desember 2024 | 07:24

Kinerja Industri Tumbuh Positif, Bank Digital Punya Prospek Cerah

Rabu, 04 Desember 2024 | 07:15

Berawal dari Pembuat Baterai Ponsel, BYD Menjelma jadi Raksasa EV Berkat Orang Ini

Rabu, 04 Desember 2024 | 07:00

Lebih Mulia Dagang Es Teh daripada Dagang Agama

Rabu, 04 Desember 2024 | 06:59

Selengkapnya