Berita

Gerakan Tagar Ganti Presiden/Net

Politik

Gerakan Tanda Pagar Digunakan Untuk Kepentingan Politik Tertentu

RABU, 12 SEPTEMBER 2018 | 14:15 WIB | LAPORAN:

Aksi penolakan deklarasi gerakan tanda pagar (tagar) #2019GantiPresiden membuktikan bahwa masyarakat luas sebenarnya tidak setuju dengan gerakan yang diinisiasi oleh Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera itu.

"Gerakan #2019GantiPresiden di berbagai daerah mendapatkan penolakan dari masyarakat setempat. Artinya, gerakan tersebut tidak mendapatkan dukungan masyarakat," kata Direktur Eksekutif Re-Ide Indonesia, Agus Surono dalam diskusi polemik Tagar #2019GantiPresiden Vs #Jokowi2Periode di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (12/09).

Dikatakan Agus, gerakan #2019GantiPresiden dan #Jokowi2Periode berawal dari media sosial (medsos). Agus mengatakan, sosial media sudah dijadikan sebagai sarana kampanye untuk kepentingan politik tertentu. Agus menilai, pemerintah lebih terbuka dengan penggunaan medsos dibandingkan beberapa negara yang melakukan pemblokiran.


Menyikapi polemik itu, Agus mengaku mencatat beberapa hal. Pertama, sosmed telah menjadi alat dan medan tempur pertarungan berebut opini untuk saling memengaruhi publik.

"Kedua, perang tagar tersebut juga membawa diskursus demokrasi dalam ruang virtual. Kebebasan sebagai salah satu nyawa demokrasi diuji dalam perang tanding tagar tersebut," imbuhnya.

Ketiga, tagar #2019GantiPresiden dimaknai berbeda. Yang mana di satu sisi itu bagian demokrasi, sementara di sisi yang lain tagar tersebut dianggap memiliki agenda lain di luar agenda politik 2019.

Keempat, sosmed bersifat cepat, viral, dan belum adanya semacam code of conduct yang mengatur secara jelas dan gamblang membuat isu-isu politik yang cenderung liar.

"Perlu diingat, meskipun demokrasi menggaransi kebebasan, hendaknya kebebasan yang dilakukan tidak keluar dari nilai dan moral demokrasi itu sendiri. Maka, segala macam hoaks, fitnah dan provokasi yang potensial membenturkan masyarakat perlu dicegah,” pungkas Agus.[lov]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya