Nasaruddin Umar/Net
Nasaruddin Umar/Net
TERLANJUR tersebar di daÂlam berbagai sumber bahÂwa Siti Hajar, isteri kedÂua Nabi Ibrahim, adalah mantan budaknya sendiri yang dikawini atas restu Siti Sarah, isteri pertama Nabi Ibrahim. Dengan alaÂsan sudah tua dan meraÂsa tidak mungkin lagi memiliki anak, maka Siti Sarah mengizinkan suaminya mengawini mantan budaknya sendiri yang berasal dari Afrika yang berkulit hitam. Namun sebagai manusia normal, ketika Siti Hajar hamil, maka Siti Sarah cemburu dan meminta Siti Hajar pergi jauh darinya. Akhirnya ia dibawa oleh suaminya pergi jauh sejauh-jauhnya di negeri Arab, tepatnya di kota Mekkah. Di kota inilah Siti Hajar melahirkan bayinya yang kemudian melahirkan Nabi Ismail. Turunan Nabi Ismail beberapa lapis lahir Nabi Muhammad Saw.
Tidak lama setelah Siti Hajar melahirkan Nabi Ismail, Siti Sarah pun melahirkan Nabi Ishaq. Turunan Bani Israil menganggap diri mereka lebih mulia dan terhormat karena laÂhir dari seorang isteri yang sah, isteri pertama Nabi Ibrahim yang beretnik Israel. SedangÂkan Nabi Ismail lahir dari ibu mantan budak. Bahkan ada yang tidak mengakui Nabi Ismail sebagai anak Nabi Ibrahim karena ibunya seÂorang budak. Padahal, di dalam Bible sendiri, Ismail dan Ishaq, diakui sebagai putra-putra Nabi Ibrahim, sebagaimana disebutkan daÂlam Kitab Kejadian dalam Al-Kitab: "Abraham mencapai umur seratus tujuh puluh lima taÂhun, lalu ia meninggal….. Dan anak-anaknya, Ishak dan Ismael, menguburkan dia dalam gua Makhpela….." (Kejadian 25 : 7-9).
Banyak cerita terkesan memojokkan dan mendiskreditkan Siti Hajar. Termasuk yang paling monumental ialah mantan budak, merampas suami bosnya sendiri, dan diuÂsir dari rumah bekas majikannya jauh-jauh, lalu ia ditelantarkan dengan bayinya di pingÂgir kota Mekkah. Namun beberapa sumber mutaakhir menceritakan kalau Siti Hajar tidak pernah menjadi budak, bahkan ia adalah puÂtri seorang raja terkemuka di Mesir, ada yang mengatakan putri Raja Fir'aun ketiga. Ia terÂtarik bergabung dengan keluarga Nabi IbraÂhim dan isterinya dalam kapasitasnya sebagai seorang pengikut ajaran Tauhid yang dianut Nabi Ibrahim. Perkawinannya dengan Nabi Ibrahim sesungguhnya atas restu Siti Sarah yang sudah lanjut usia sementara suaminya terus saja berdoa memohon anak keturunan kepada Allah Swt yang nantinya akan melanÂjutkan misi kenabian yang dibawa suaminya.
Populer
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
UPDATE
Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14
Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05
Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46
Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41
Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33
Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11
Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43
Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36
Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35
Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34