Berita

Irvanto Hendra Pambudi/Net

X-Files

Anak Buah Fayakhun Setor Dolar ke Keponakan Setnov

Kasus Suap Pembahasan Anggaran Proyek Bakamla
SELASA, 04 SEPTEMBER 2018 | 08:37 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Bekas Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto diduga kecipratan duit fee proyek Badan Keamanan Laut (Bakamla). Sama seperti kasus e-KTP, Novanto menerima uang lewat keponakannya, Irvanto Hendra Pambudi.

Terdakwa kasus suap pembahasan anggaran proyek Bakamla, Fayakhun Andriadi pernah menyuruh anak buah­nya, Agus Gunawan mengantar tas kepada Irvanto. Agus naik ojek ke showroom Irvanto di Kemang. "Kurang lebih saya menunggu 10-15 menit, lalu Pak Irvan datang," kata Agus bersak­si di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta kemarin.

Agus lalu menyerahkan tas kepada Irvanto. "Pak Irvan membuka tas, ada lima bundel dolar Singapura. Kalau satu bundel itu 100 ribu, kurang lebih total 500 ribu dolar Singapura," ungkapnya.

Setelah menyerahkan tas, Agus menemui Fayakhun. Ia melapor sudah mengantarkan "titipan". "Belakangan saya baru tahu ternyata dia (Irvanto) keponakan Pak Novanto," sebut Agus.

Dalam penyidikan kasus ini, Irvanto pernah diperiksa KPK pada 24 April 2018. Rencananya, jaksa KPK bakal menghadirkan Irvanto sebagai saksi di sidang Fayakhun.

Pada sidang kasus ini terdahu­lu, jaksa KPK pernah mengung­kapkan percakapan Fayakhun dengan Erwin Arief, Managing Director Rohde & Schwarz Indonesia, via WhatsApp (WA).

Fayakhun curhat mendapat pe­san dari Setya Novanto (SN) via BlackBerry Messenger (BBM). Novanto 'mengancam' akan memindahkan Fayakhun dari keanggotaan Badan Anggaran (Banggar) Komisi I DPR jika tak bisa membereskan urusan Bakamla.

Lewat Erwin, Fayakhun me­nagih agar fee proyek Bakamla segera dicairkan. "Senin saya sudah sampai Jakarta saya be­resin ke SN. Kalau sampai nggak beres saya selesai sampai di sini bro. Abis saya."

Dalam percakapan WA den­gan Erwin 29 Agustus 2016, Fayakhun kembali menying­gung Novanto. "Bro tolong ASAP (As Soon As Possible). Saya sudah diperintah SN untuk ketemu Saidah, ASAP." Saidah yang dimaksud adalah Fahmi Darmawansyah, calon pengg­arap proyek satellite monitoring dan drone Bakamla.

Dalam perkara ini, Fayakhun didakwa meminta fee 1 atas pembahasan anggaran proyek Bakamla tahun 2016 Rp1,2 triliun. Fayakhun menerima 911.480 dolar Amerika (AS) atau setara Rp12,2 miliar.

Pada sidang kemarin, Agus juga mengungkapkan diperin­tah Fayakhun untuk mencari rekening di luar negeri. "Dia (Fayakhun) bilang, Gus tolong carikan rekening di luar negeri. Teman saya mau bayar utang," kata Agus menirukan perintah Fayakhun.

Agus lalu menemui Lie Ketty, pemilik toko Serba Cantik Melawai. Lie Ketty memberi­kan lima rekening di luar neg­eri. Yakni rekening atas nama Hangzhou Hangzhong Plastic dan Guangzhou Ruiqi Oxford Cloth Co.Ltd. Kedua perusahaan tersebut ada di Cina.

Kemudian, rekening atas nama Omega Capital Aviation Limited serta rekening milik Abu Djaja Bunjamin. Keduanya ada di Singapura. Sementara satu re­kening lagi merupakan account di JP Morgan.

Fahmi Darmawansyah men­girim fee untuk Fayakhun ke rekening-rekening itu. Yakni 200 ribu dolar AS ke rekening Hangzhou Hangzhong Plastic dan 100 ribu dolar AS ke rek­ening Guangzhou Ruiqi Oxford Cloth Co.Ltd.

Kemudian, 110 ribu dolar AS ke rekening Omega Capital Aviation Limited di Bank UBS Singapura. Terakhir, 490 ri­bu dolar AS ke rekening Abu Djaja Bunjamin di Bank OCBC Singapura.

Fayakhun lalu mencairkan uang itu lewat Lie Ketty. Lagi-lagi, Agus yang disuruh. "Diminta untuk ambil rupiah ke Ci Ketty. Ada Rp 800 juta. Itu untuk Basri Baco," ungkap Agus.

Agus tak ingat tanggal per­sis penyerahan uang kepada Basri. "Tapi penyerahan di Hotel Fairmount tahun 2016," katanya.

Basri adalah Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar DKI Jakarta. Sementara Fayakhun Ketua DPD Golkar DKI saat itu. ***

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya