TOL Trans Sumatera mulai jalur Bakauheni sampai Palembang, Insya Allah akan selesai akhir tahun ini. Lebaran tahun depan, pemudik sudah bisa merasakan dan memanfaatkannya.
Menteri BUMN Rini Soemarno terlihat sangat senang dan lega saat tiba di pos terakhir Kayu Agung, Palembang setelah menempuh 14 jam perjalanan. Subuh dari Jakarta, lalu menyeberang via laut dari Pelabuhan Merak sampai Bakauheni, dan menyusuri jalur tol Trans Sumatera Lampung, hingga tiba di Kota Mpek-mpek pukul 7 malam.
Rakyat Merdeka ikut dalam perjalanan ini dan melihat di sebagian titik masih proses konstruksi. Kendaraan rombongan melaju di akses yang dibuat di samping lajur tol, atau meliuk-liuk di jalanan tanah padat, bergelombang berbatu dan kadang licin.
“Cape juga ya,†kata Rini sambil tersenyum.
Dia cerita, perjalanan hari itu dimulai pukul 05.30 pagi.
“Ini sengaja kita berekspedisi untuk melihat langsung dan supaya tahu Tol Trans Sumatera bagaimana kondisi pembangunannya, sudah sampai dimana dan kesulitannya apa. Ternyata banyak area yang tidak mudah dikerjakan. Tapi kita harus tetap semangat,†kata Rini.
Di arah Palembang, banyak tanah gambut dan berawa.
“Itu area sulit karena harus divacuum atau piling, dan membutuhkan waktu,†ujarnya.
Metoda vacuum, PVD atau pile slab digunakan untuk mengeringkan dan memadatkan tanah berair, butuh waktu kering sekitar 4 bulanan. Biayanya perkilometer mencapai Rp 65-100an miliar.
Setelah prosedur ini selesai, barulah struktur konstruksi jalan bisa dikerjakan. Tanah gambut dan berawa, panjangnya diketahui mencapai 70-an kilometer.
“Saya yakin, bisa selesai akhir tahun ini. Dan sebagian lagi mungkin April tahun depan,†kata Rini. Yang utama, dan jadi target selesai lebih dulu, ruas tol Bakauheni sampai Palembang. Sedangkan, ruas Kayu Agung Palembang-Betung pada tahap berikutnya.
Yang disusuri Tim Ekspedisi adalah ruas tol Bakauheni-Terbanggi Besar (363,11 km), Terbanggi Besar-Pematang Panggang (140,41 km) dan Pematang Panggang-Kayu Agung, Palembang (77 km).
Kelak, proyek ini selesai, waktu tempuh Jakarta sampai Palembang diperkirakan 8 jam, termasuk menyebrang Merak-Bakauheni. Rini berharap, yang menikmati Trans Sumatera bukan hanya pengguna bus, truk dan moda angkutan publik logistik tapi juga mereka dengan kendaraan pribadi. Apalagi di Pelabuhan Merak dan Bakauheni sedang dibangun terminal eksekutif yang berkelas. Mirip seperti pelabuhan di Hongkong dan kota terkenal lainnya di dunia.
Nanti, masyarakat akan merasakan jalan tol dengan pemandangan yang termasuk indah di Indonesia. Sepanjang 480 kilometer, kanan kiri adalah area hijau. Jalur Trans Sumatera ini dibangun dengan membelah banyak area perkebunan. Kebun karet, kebun sawit, kebun tebu sampai kebun nanas. Juga ada satu sungai di Kabupaten Tulang Bawang. Sungainya cukup lebar, sehingga dibuat jembatan yang cukup panjang.
Saat lewat sini, jalanan masih proses konstruksi, sehingga seluruh peserta ekspedisi turun dari mobil dan jalan kaki menapaki jembatan besi yang dibuat sementara. Sedangkan iringan kendaraan Land Cruiser dan Fortuner yang totalnya 15 unit dari PT Astra Tbk, satu demi satu menyebrang di atas jembatan ponton.
Di pos terakhir, rombongan “Tembus Tol Trans Sumatera†itu mengakhiri ekspedisi dengan menikmati kopi dan durian lokal.
Ekspedisi yang dipimpin Rini Soemarno ini diikuti Deputi Bidang Jasa Keuangan, Survei dan Konsultan Gatot Trihargo dan Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Aloysius Kiik Ro, Staf Khusus III Wianda Pusponegoro, Direktur Utama (Dirut) Waskita Karya I Gusti Ngurah Putra, Dirut Hutama Karya Bintang Perbowo, Dirut Mandiri Kartika Wirjoatmadja, Dirut BTN Maryono, Dirut Adhi Karya Budi Harto, Dirut PTPP Lukman Hidayat, Dirut PPI Agus Andiyani. Dirut Pertamina yang baru, Nicke Widyawati bergabung di Palembang. Dia hadir saat makan malam di pinggiran Sungai Musi, ikut menyambut kedatangan Menteri Rini bersama Tim Ekspedisi. Direksi lainnya dari Telkom, Wijaya Karya, Adhi Karya juga ada.
“Ini adalah pencapaian prestasi luar biasa dari pemerintah,†komentar Sugeng Purnomo, Presidium Masyarakat Transportasi Indonesia yang juga ikut dalam rombongan. Dia mengatakan, tol Trans Sumatera dibangun sejak keluar Perpres Nomor 117 tahun 2015, dan tidak butuh waktu lama diwujudkan. Pemerintahan ini baru satu periode saja bisa membangun jalan ribuan kilometer.
“Tol Trans Sumatera saja hampir 500an kilo, belum tol dan jalan lainnya, Pulau Jawa dan juga Trans Papua. Luar biasa,†katanya. Selain MTI, juga ada Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi dan dua Guru Besar yaitu dari Universitas Sriwijaya Prof Erika Bukhari dan Universitas Lampung, Prof Mahatma Kufepaksi.
Rini optimis, Tol Trans Sumatera akan bermanfaat besar bagi pengembangan kawasan dan peningkatan ekonomi Pulau Sumatera.
“Ini akan menurunkan biaya logistik. Berbagai produk unggulan dan hasil bumi bisa terdistribusi baik, cepat dan biaya terjangkau," katanya.
Sebelum balik ke Jakarta, di Palembang Rini sempat berkunjung ke Jakabaring. Menonton atlet Indonesia bertanding Kayak, dan tentu saja, tidak lupa naik LRT. Kereta melayang pertama di Indonesia.
[***]