. Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menghadiri penutupan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) yang diikuti 6.200 mahasiswa baru Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Zulkifli hadir di tengah ribuan mahasiswa di Lapangan Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (30/8).
Dalam penutupan acara, digelar berbagai macam pertunjukan seni dan budaya serta membuat bendera merah-putih raksasa yang disusun dari potongan-potongan karton.
Acara yang digelar di tengah terik matahari itu tidak sekadar seni dan budaya yang dipersembahkan namun juga ada orasi ilmiah, baik dari kalangan mahasiswa maupun Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany. Puncak dari acara itu adalah orasi kebangsaan dari Ketua MPR Zulkifli Hasan.
Saat Zulkifli tiba, gemuruh mahasiswa menyambut kedatangannya. Mereka melambai-lambaikan tangan kepada pria asal Lampung itu. Setelah dipersilahkan oleh panitia, Zulkifli menyampaikan orasi kebangsaan.
Setelah memberi salam, dia mengucapkan mengucapkan selamat kepada mereka yang telah diterima di UIN Jakarta. "Ini merupakan salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia," ujarnya.
Untuk itu diharap mereka bersyukur sebab bisa diterima di UIN. "Bila kalian bersyukur maka Allah akan menambah nikmat," tambahnya.
Diungkapkan masih banyak lulusan SMA dan sederajat yang tidak bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi karena berbagai macam alasan. "Bisa jadi karena alasan ekonomi, bisa pula karena tidak lolos seleksi," ucapnya.
Memasuki dunia baru, perguruan tinggi, Zulkifli mendorong mereka untuk mengoptimalkan apa yang dimiliki. Untuk itu diharapkan mereka ke depannya lebih baik daripada dirinya.
"Saya yang lulusan PGAN saja bisa menjadi Menteri Kehutanan dan Ketua MPR, apalagi kalian yang kuliah di sini," harapnya.
Untuk menjadi yang lebih baik, Zulkifli menyarankan agar para mahasiswa menjadi orang yang tangguh, tidak suka mengeluh, dan tidak hobby menyalahkan orang lain. "Kita habisi sikap-sikap yang negatif," paparnya.
Dalam dunia yang selalu terbuka, Zulkifli menyarankan agar mahasiswa memegang prinsip kejujuran, integritas, dan tak manipulatif.
"Kejujuran adalah modal penting kita di tengah masyarakat. Kita berbuat yang wajar-wajar saja, jangan manipulatif," tambahnya.
Dikatakan, bangsa ini dilahirkan oleh orang-orang yang cerdas. "Sehari setelah Indonesia merdeka, bangsa ini memiliki UUD Tahun 1945. Dalam UUD itu disebut ada nilai-nilai kemanusiaan. Bangsa lain baru mempunyai nilai-nilai kemanusiaan sepuluh tahun kemudian," tuturnya.
Kepada mereka, Zulkifli mengatakan bahwa yang saat ini duduk-duduk berpanas-panasan, kelak akan bisa jadi apa saja. "Kalian bisa jadi apa saja. Saya doakan ada yang menjadi kepala daerah, ulama, professor, menteri, bahkan presiden. Semua itu bisa dicapai tergantung apa yang kita lakukan. Kalau mau maju tergantung dengan apa yang diperjuangkan. Jangan tergantung pada orang lain," tambahnya.
Zulkifli juga menyebutkan kemajuan sebuah bangsa ditentukan oleh sumber daya manusianya. Singapura, Korea Selatan, dan Jepang sebagai negara maju meski mereka minim bahkan tidak memiliki sumber daya alam. Untuk itu dirinya menekankan pentingnya pendidikan.
"Jangan sia-siakan waktu selama belajar. Belajarlah sungguh-sungguh. Sebab untuk menguasai dunia selain adanya jaringan juga pentingnya penguasaan ilmu," tutupnya.
[rus]