Berita

Rakernas ADRI/Net

Nusantara

Perhatikan Tiga Hal Ini Dalam Pengembangan Penulisan Ilmiah

SELASA, 28 AGUSTUS 2018 | 14:58 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Produksi penulisan ilmiah para peneliti dan dosen di Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan penulisan ilmiah berskala internasional.

Demikian disampaikan Direktur Jenderal Perguruan Tinggi bidang Penguatan Riset dan Pengembangan Kemendikti, Dr. Muhammad Dimyati saat membuka Rapat Kerja Nasional Pertama Perkumpulan Ahli Dosen Republik Indonesia (ADRI) Journal International, di kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Senin (27/8).

Rakernas yang diikuti 160 peserta dari pengelola Journal International di seluruh Indonesia ini dihadiri Presiden ADRI, Dr. Ahmad Fathoni, Ketua Panitia, Prof. Faisal, dan mewakili Rektor UNJ, Dr. Nurhayati.


Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan penulisan ilmiah berskala internasional adalah. Pertama, pemerintah mendorong peningkatan kualitas penulisan ilmiah dari kalangan peneliti dan dosen. Regulasi dan kebijakan pemerintah memberikan iklim yang kondusif bagi pengembangan karya-karya ilmiah.

Saat ini sudah keluar Permen 9/2018 yang menyoal akreditasi jurnal. Diakuinya, saat ini memang yang menonjol masih dalam kuantitas dan belum kualitas. Penekanan ke kualitas ini penting karena ia lebih powerful.

Kedua, dalam kaitannya dengan industri, hasil-hasil penelitian ilmiah masih belum matched dengan tuntutan permintaan industri. Ke depan, tentu perlu dipikirkan sinergitas hasil penelitian dunia pendidikan dengan kebutuhan industri.

Ketiga, dari segi kualitas lembaga penelitian, kondisi kita masih belum merata. Di satu sisi ada lembaga yang sudah berkembang maju dan di sisi lain masih ada yang baru mulai. Karena itu, pemerintah mengambil kebijakan "cluster" dalam pembinaannya dan tidak main pukul rata.

Dibandingkan dengan Malaysia, kata Dimyati, Indonesia masih berada di bawah Malaysia dalam hal produktifitasnya.

"Malaysia tiap tahun ada 28 ribu publikasi sementara kita cuma 1.500," ujar Dimyati dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi.

Kepada para peserta Rakernas, Dirjen Dikti mendorong agar sebagai insan akademis mereka berani mengubah mindset dengan menunjukkan kekuatan dan sinergitas untuk membangun jurnal ilmiah yang bagus.

Sementara itu, dalam sambutannya, Presiden ADRI Journal International, Dr. Ahmad Fathoni mengutarakan perlunya pemerintah mensubsidi biaya yang diperlukan untuk penulisan karya-karya ilmiah dari anggota ADRI. Dia menilai, saat ini devisa yang terbuang ke luar negeri untuk menulis karya ilmiah per tahunnya mencapai Rp10 triliun.

"Jika Indonesia ingin maju, maka pemerintah harus menyediakan dana Rp 10 triliun untuk para peneliti," ujar Fathoni.

Selain masalah dana, pihaknya meminta perhatian pemerintah agar membantu keamanan situs ADRI Journal International. Pasalnya, sebelum ADRI memiliki server sendiri, sudah dua kali para hacker merusak situsnya.

ADRI Journal International saat ini memiliki 26 situs di seluruh Indonesia. Keberadaan situs ini jelas sangat membantu para peneliti dan dosen untuk mempublikasikan karya-karya mereka. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya