Berita

Foto: Net

Politik

Demokrasi Di Ujung Tanduk

SENIN, 27 AGUSTUS 2018 | 09:08 WIB | OLEH: SYAFRIL SJOFYAN

ANEH saja rezim Jokowi terkesan panik menghadapi kegiatan oposisi dan penantang petahana (adegan ulangan Pilpres 2014). Padahal rezim petahana mempunyai akses kekuasaan, termasuk militer dan polisi di bawah kendali petahana, akses dana tak terbatas juga mereka punyai.

Namun melalui tangan relawan termasuk oknum banser, para preman konon "diinstruksikan" secara formal untuk melakukan aksi tandingan dimana saja melakukan kegiatan deklarasi dan diskusi yang dilakukan para "oposisi" dan "penantang pertahana" apalagi melakukan aksi #2019gantipresiden, apakah ini merupakan lanjutan dari pidato Jokowi di Sentul pada pertemuan tim relawan, agar tidak takut melawan. Walahualam.

Namun pertentangan semakin menajam setelah pidato tersebut, para relawan Jokowi semakin nekad dan militan dengan kekuatan tidak lebih 100 orang preman mereka lakukan pemblokiran bandara alasan mereka seragam diseluruh kota  kegiatan #2019gantipresiden adalah kegiatan adu domba dan menegakan khilafah. Seperti yang kita saksikan di media aksi penolakan walaupun dilakukan oleh segelintir mereka tidak segan melakukan kegiatan anarkis berupa pelemparan batu, dan memancing terjadinya bentrokan, bahkan di Surabaya oknum banser mengusir dan mengajak keributan dalam masjid manakala, para peserta aksi #2019gantipresiden melakukan salat.

Sengaja penulis bedakan antara kelompok "oposisi" dengan kelompok "penantang pertahana" dalam Pilpres, karena tidak semua kelompok oposisi adalah pendukung dari kedua paslon capres.

Sama halnya dengan aksi 212 tidak semua peserta adalah anggota FPI, tetapi lebih banyak muslim yang terpanggil nuraninya karena penistaan agama oleh Ahok

Jika kenyataan sekarang di lapangan terjadi pembungkaman demokrasi dengan penanganan yang tidak adil yakni keberpihakan kepada salah satu paslon capres, dengan pembungkaman hak demokrasi secara otoriter oleh penguasa seperti yang disinyalir Rizal Ramli.

Sungguh disayangkan penulis khawatir ke depan akan terjadi bentrok horizontal yang beradu adalah antara rakyat dengan rakyat. Ada baiknya Jokowi sebagai presiden penanggung jawab tertinggi kondisi negara, mencegah dari sekarang bukan dengan cara pembungkaman hak demokrasi justru menyerukan kepada relawannya supaya tidak melakukan kegiatan-kegiatan tandingan, apalagi secara anarkis memblokir bandara dan sebagainya.

Seharusnya para pihak yang sedang berkuasa tidak perlu kuatir karena dari awal sampai sekarang hasil survei petahana tidak pernah terlewati oleh sang penantang.

Dalam kondisi ini semua pihak harus mengendalikan diri, termasuk pihak penantang kompetisi Pilpres, bertindak sebagai negarawan, karena jika terjadi amok masa, ekonomi bangsa Indonesia akan semakin terpuruk. Dibutuhkan waktu lama untuk menyehatkan kembali ekonomi Indonesia, kita akan semakin tertinggal dari negara tetangga. [***]


Pengamat kebijakan publik, aktivis pergerakan 77-78

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya