Berita

Andi Arief/Net

Politik

Pariwisata Jangan Jadi Penghalang Status Bencana

SELASA, 21 AGUSTUS 2018 | 11:39 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Penetapan status bencana nasional tidak perlu mempertimbangkan pendapatan negara dari sektor pariwisata.

Begitu tegas Wasekjen DPP Partai Demokrat Andi Arief menanggapi pernyataan Istana yang menyebut Indonesia rugi jika status gempa Lombok ditingkatkan jadi bencana nasional. Istana khawatir negara lain mengeluarkan travel warning jika status gempa Lombok ditingkatkan.

Dijelaskan Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, hanya kemampuan pemerintah daerah yang bisa menjadi ukuran peningkatan bencana.


“UU murni menyatakan apakah pemerintah daerah masih mampu mengatasi keadaan atau tidak. Tuan Guru Bajang (Gubernur NTB) masih mampu atau tidak, itu saja,” ujarnya di akun Twitter @AndiArief_, Selasa (21/8).

Dia menjabarkan bahwa setelah bencana tsunami Aceh, memang belum ada penetapan bencana nasional. Kala itu, status ditingkatkan karena presiden, menteri terkait, serta BNPB menyatakan Pemda setempat masih mampu mengatasi sampai rekonsiliasi rehabilitasi.

“Kalau alasannya pariwisata, maka logika terbalik. Justru simpati dunia internasional akan besar jika dinyatakan bencana nasional. Bukankah orang akan lebih peduli jika tempat favoritnya mendapat musibah?” sambungnya.

“Ya, alasan pariwisata jangan jadi penghalang penetapan status bencana,” tukas Andi Arief. [ian]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya