Berita

Foto/Net

Politik

Pilpres 2019 Ajang Adu Strategi Jokowi Dan Prabowo

SENIN, 13 AGUSTUS 2018 | 15:20 WIB | LAPORAN:

Dua pasang calon presiden yang akan bertarung di 2019 memiliki isu masing-masing yang akan diusung dalam meraih dukungan suara.

Pengamat politik Jajat Nurjaman menjelaskan, pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin (Jokowi-Ma'ruf) lebih memperhatikan isu politik identitas terutama tentang agama, klaim dukungan ulama, serta isu golongan yang dianggap berpotensi memecah persatuan. Sementara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (Prabowo-Sandi) terlihat lebih menyoroti mengenai isu ekonomi, pengelolaan kekayaan negara dan kesejahteraan.

"Keduanya mempunyai nilai dampak yang sama. Di satu sisi memang benar belum lama hadir pro kontra mengenai Islam Nusantara serta klaim dukungan antara golongan serta tokoh ulama sementara di sisi lain kita juga tidak dapat mengabaikan isu ekonomi, utang negara, dan pengeloaan kekayaan negara. Keduanya merupakan topik menarik yang dapat diangkat dalam Pilpres 2019 karena mempunyai pengaruh yang sama di masyarakat," paparnya kepada wartawan, Senin (13/8).


Menurut Jajat, sebagai negara dengan keberagaman ancaman disintegrasi dapat mengancam kapan pun. Untuk itu, sebisa mungkin dalam Pilpres 2019, isu politik identitas harus di cegah. Sementara itu, kegagalan target ekonomi pemerintahan Jokowi-JK juga tidak dapat diabaikan karena selama berkuasa lima tahun ke belakang banyak janji politik Jokowi yang tidak terealiasasi. Ini juga penting karena janji politik merupakan komitmen utama dengan rakyat yang harus ditepati untuk menunjukkan kemampuan dalam memimpin.

Dia menambahkan, head to head antara Jokowi versus Prabowo kembali terulang dalam pilpres 2019 dan merupakan ajang pembuktian bagi keduanya. Sebagai incumbent, dalam hitungan kertas, Jokowi sudah mengungguli Prabowo dengan barisan koalisi gemuknya namun bagi Prabowo juga menguntungkan karena analisanya tentang berbagai permasalahan negara yang kerap dituangkan melalui kritikan kepada pemerintah terbukti benar dan banyak diamini oleh menteri kabinet.

"Saya kira rakyat juga sudah sangat cerdas dalam menentukan pilihannya. Kinerja lima tahun ke belakang sudah cukup alasan bagi rakyat untuk menentukan siapa yang layak untuk memimpin periode selanjutnya," tutup Jajat yang juga direktur eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID). [wah]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya