Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD dan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko, menjadi kandidat kuat cawapres yang akan mendampingi capres petahana Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019. Karena kedua tokoh itu dinilai memiliki kapabilitas untuk menyelesaikan berbagai persoalan bangsa.
"Pertimbangannya adalah soal kemampuan dan kompetensi memecahkan solusi. Ada solusi soal persoalan kesejahteraan, persoalan hukum, keamanan, persoalan intoleransi, radikalisme dan sebagainya. Dua tokoh ini (Mahfud dan Moeldoko) bisa," ujar pengamat politik dari PARA Syndicate Ari Nurcahyo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (5/8).
Sementara peta politik kubu oposisi saat ini, menurut dia, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto kemungkinkan berpasangan dengan Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Hal itu yang menguatkan prediksi Ari, bahwa peluang Moeldoko dipilih sebagai cawapres Jokowi lebih besar ketimbang Mahfud.
Hal itu yang menguatkan prediksi Ari, bahwa peluang Moeldoko dipilih sebagai cawapres Jokowi lebih besar ketimbang Mahfud.
"Kalau chemistry terhadap lingkungan politik kompetisi yang akan berlangsung karena militer-militer, Prabowo-AHY. Menurut saya (kubu Jokowi) harus punya akses kuat kepada militer, karena apapun networking jaringan militer harus juga bisa digunakan," bebernya.
Sosok berlatar belakang militer kemungkinan akan dipilih Jokowi dalam dinamika Pilpres 2019 ini. Sehingga kemungkinan Moeldoko sebagai pendamping Jokowi sangat tinggi.
"Dalam hal ini Pak Moeldoko akan lebih punya probabilitas terpilih lebih besar dibanding Pak Mahfud. Lebih pas ke dia (Moeldoko) dan kompetisinya berimbang," pungkas Ari.
[fiq]