. PDI Perjuangan merupakan partai ideologis Pancasila yang meneladani ide, gagasan, cita-cita dan perjuangan Bung Karno. Bung Karno yang mencanangkan pembebtukan Badan Keamanan Rakyat pada tanggal 23 Agustus 1945 sebagai cikal bakal ABRI yang kemudian menjadi TNI.
"TNI adalah kekuatan pertahanan, dan penjaga kedaulatan NKRI yang terus kita perkuat agar semakin disegani sebagaimana tahun 60-an dimana saat itu Angkatan Bersenjata kita terkuat di negara-negara belahan bumi selatan di bawah garus katulistiwa," kata Sekjen PDIP Hasto Kristyanto dalam keterangannya, Kamis (2/8).
Menurut Hasto, pembentukan "angkatan bersenjata" tidak lepas dari dialektika pemikiran Bung Karno dalam pidato Indonesia Menggugat pada 1930 bahwa Indonesia akan merdeka ketika Pasifik membara karena Perang Dunia.
"Maka Bung Karno memilih bekerjasama dengan Jepang, dan kemudian membentuk PETA (Pembela Tanah Air) sebagai cikal bakal ABRI, yang merupakan integrasi dari seluruh kekuatan bersenjata Indonesia, mengingat revolusi fisik saat itu menghadirkan banyak laskar rakyat sebagai pembentuk jatidiri TNI yang berasal dari rakyat," ujar Hasto.
Lebih jauh, Hasto menegaskan, PDIP selalu konsisten untuk mendorong netralitas TNI. Soal netralitas ini, kata Hasto, juga didukung oleh pandangan PDIP bahwa TNI adalah alat negara. Itu juga yang membuat Presiden ke-5 RI dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri tidak pernah memandang latar belakang identitas ketika memilih pejabat TNI.
Penjelasan Hasto ini disampaikan di depan 14 Purnawirawan TNI yang bergabung dan mencalonkan diri sebagai anggota DPR dari PDIP serta menyatakan siap memenangkan PDIP dan Presiden Joko Widodo di Pilpres 2019. Mereka ingin Jokowi terus melanjutkan pembangunan yang sudah terbukti nyata di periode kedua nanti.
Kesiapan 14 purnawirawan TNI itu disampaikan saat acara Pembekalan Bacaleg Purnawirawan TNI di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jl Diponegoro 58, Jakarta, Rabu (1/8).
[rus]