Berita

Fadli Zon/Net

Politik

Fadli Zon: Dokumen NSA Itu Sampah Nggak Penting

JUMAT, 27 JULI 2018 | 03:57 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Partai Gerindra menilai dokumen rahasia yang dirilis lembaga Arsip Keamanan Nasional AS (NSA) sebagai hal yang tidak penting.

Wakil Ketua Umum DPP Gerindra bahkan menyebut rilis yang mengungkap dugaan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto memerintahkan Kopassus menghilangkan paksa sejumlah aktivis sebagai dokumen sampah.

“Itu sampahlah, itu (dokumen NSA) dokumen sampah, itu enggak penting,” kata Fadli di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (26/7).


Menurutnya, isu itu adalah isu lama yang terus kembali diulang menjelang Pilpres 2019. Apalagi, Prabowo yang menjadi target rilis dokumen rahasia NSA itu, akan menjadi calon presiden.

“Ya jadi ini isu yang sudah didaur ulang berkali-kali, bertahun-tahun setiap pemilu, jadi saya katakan itu hanyalah dokumen sampah,” tegasnya.

Dalam dokumen rahasia yang dirilis NSA, Prabowo disebut memberi perintah penghilangan paksa aktivis pada tahun 1998.

Catatan staf Kedutaan Besar AS di Jakarta tertanggal 7 Mei 1998 yang dirilis mengungkap mengenai nasib aktivis yang hilang secara tiba-tiba.

Berdasarkan hasil percakapan seorang staf politik Kedutaan Besar AS di Jakarta dengan seorang pemimpin organisasi mahasiswa, nama Prabowo Subianto muncul dan disebut berperan dalam penghilangan itu.

Mahasiswa itu mengaku mendapat informasi dari Kopassus bahwa penghilangan paksa dilakukan Grup 4 Kopassus yang masih dikendalikan Prabowo.

Disebutkan juga, penghilangan itu diperintahkan Prabowo yang mengikuti perintah dari Presiden Soeharto. [ian]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya