Berita

BKP Kementan Genjot Diversifikasi Pangan

KAMIS, 26 JULI 2018 | 07:54 WIB | LAPORAN: SORAYA NOVIKA

Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (BKP Kementan) semakin gencar membumikan program diversifikasi pangan atau penganekaragaman konsumsi pangan lokal agar diterima masyarakat.

Salah satunya BKP akan mengadakan Gelar Pangan Nusantara (GPN) yang tujuan utamanya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya diversifikasi terhadap pangan lokal demi meningkatkan daya saing.

"GPN ini tujuannya memang untuk menggenjot program diversifikasi pangan lokal kita agar berdaya saing global," ujar Kepala BKP Agung Hendriadi dalam acara Gelar Pangan Nusantara di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Rabu kemarin (25/7).


Dia pun optimis dengan program diversifikasi pangan tersebut. Di mana, melalui GPN 2018, target diversifikasi pangan lokal tidak lagi hanya fokus pada 15 lokasi di 13 provinsi melainkan akan mulai serius menyasar ke seluruh wilayah Indonesia.

"Mulai dari GPN 2018 nanti target program diversifikasi pangan ini tentunya untuk seluruh Indonesia. Kita tidak lagi hanya memfokuskan kepada beberapa daerah saja," jelas Agung.

Untuk penerimaannya sendiri, BKP tampak sudah matang dari segi persiapannya.

"Strategi kita adalah kita mencoba menyentuh hilirnya dulu bagaimana pangan lokal yang ada ini bisa kita olah dulu dan diminati oleh masyarakat, contoh gayom, garut, gembili, tiwul, kita punya itu, padahal orang dulu sering makan itu. Itu yang kita coba angkat sekarang tapi jangan kayak dulu lagi yang disajikan secara tradisional tapi kita garap sedemikian rupa agar sesuai dengan selera masyarakat saat ini," papar Agung.

"Sekarang itu kita wujudkan ke bentuk yang lain, seperti mie sagu, sejak dulu kita taunya mie itu terbuat dari terigu, sekarang bagaimana mengganti mie yang anda makan jadi berbahan dasar sagu, sehingga ini bisa menarik konsumen, begitu ada peminatnya, baru kita garap budidayanya, sebab kalau kita tidak garap budidayanya, maka tidak ada pasar yang mau menyerapnya lagi, nah ini yang akan kita kejar," sambungnya.

Dalam pengolahan divertifikasi pangan lokal terdapat peran swasta dan perguruan tinggi.

"Kita selama ini dengan perguruan tinggi ada exchange knowledge, jadi mereka melakukan research, hasil research-nya kita terapkan. Kemudian dengan swasta juga tentunya ini kita berikan prospek bisnis yang bisa mereka lihat," pungkas Agung. [wah]

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Komisi V DPR: Jika Pemerintah Kewalahan, Bencana Sumatera harus Dinaikkan jadi Bencana Nasional

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:14

Woman Empower Award 2025 Dorong Perempuan Mandiri dan UMKM Berkembang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:07

Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi di Akhir Pekan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:58

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:44

DPR: Jika Terbukti Ada Penerbangan Gelap, Bandara IMIP Harus Ditutup!

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:24

Banjir Aceh, Untungnya Masih Ada Harapan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:14

Dana Asing Masuk RI Rp14,08 Triliun di Awal Desember 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:08

Mulai Turun, Intip Harga Emas Antam Hari Ini

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:03

Netflix Beli Studio dan Layanan Streaming Warner Bros 72 Miliar Dolar AS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:43

Paramount Umumkan Tanggal Rilis Film Live-Action Kura-kura Ninja Terbaru

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:35

Selengkapnya