Berita

Hukum

Idrus Marham: KPK Punya Logika Sendiri Ambil Dinda Eni Di Rumah Saya

KAMIS, 19 JULI 2018 | 23:00 WIB | LAPORAN:

. Menteri Sosial Idrus Marham kurang lebih 11 jam menjalani pemeriksaan. Idrus lumayan lama berada di ruang pemeriksaan karena dikorek soal hubungannya dengan dua tersangka suap PLTU Riau 1, Eni Saragih dan Johannes Kotjo.

"Ya ini dua orang ini, kan cukup lama penjelasan-penjelasan yang saya berikan," kata Idrus sesaat sebelum meninggalkan Gedung KPK di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (19/7) malam.

Idrus juga dicecar penyidik terkait posisi Eni di rumah dinas Mensos di Jalan Widya Chandra pada Jumat (13/7) lalu yang berbuntut operasi tangkap tangan oleh tim KPK.


"Saya menghargai seluruh langkah-langkah yang diambil oleh KPK, termasuk penangkapan saudara Eni di rumah saya karena saya menghargai setiap lembaga punya logika sendiri. Karena itu bangsa ini hanya bisa maju apabila saling menghargai. Itu saya sampaikan tadi," ucap Idrus.

Eni sengaja ditangkap KPK di rumah dinas Mensos untuk menunjukkan ada jejak keterlibatan Idrus? Terhadap anggapan ini Idrus menjawab diplomatis.

"Karena ada disorotan bahwa KPK ini begini, saya katakan 'nggak'. KPK dengan logikanya sendiri maka telah mengambil Eni di tempat saya tentu bukan tanpa alasan. Itu semua ada alasan," katanya.

Idrus Marham mengakui Eni Saragih dan Johannes Kotjo yang sudah dijebloskan KPK ke bui adalah temannya.

"Jadi ini semua teman saya. Pak Johannes saya juga teman, sudah lama kenal. Ibu Eni apalagi itu adik saya. Bahasanya kalau Eni dinda, kalau Eni panggil saya abang. Kalau Pak Kotjo saya panggil abang, Pak Kotjonya juga," imbuh dia.

Idrus hari ini diperiksa sebagai saksi untuk Eni dan Kotjo. Eni dituduh KPK menerima suap proyek pembangkit PLTU Riau 1 dan disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau huruf b atau Pasal 11 UU 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU 20/2001 juncto Pasal 55 (1) ke-1 KUHP. Eni menerima suap Rp 4,8 miliar dalam beberapa tahap.

Sementara sebagai pihak pemberi, Johannes Kotjo disangkakan melanggar pasal melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a atau huruf b atau Pasal 13 UU 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU 20/2001.[dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya