DALAM perjalanan sejarah peradaban umat manusia terbukti bahwa lambat namun pasti sepakbola merubah makna nasionalisme.
Nasionalisme
Piala Dunia yang semula disebut sebagai Jules Rimet diperebutkan para pesepakbola pertama kali di Uruguay pada tahun 1930.
Nasionalisme mulai hadir di persada Nusantara yang pada saat itu disebut oleh kaum penjajah sebagai Hindia Belanda pada saat sekelompok cendekiawan muda di bawah pimpinan dr. Soetomo mendirikan Boedi Oetomo pada tahun 1908 di Batavia, pulau Jawa. Karena sejak 1930 sampai saat naskah ini saya tulis, tim nasional Indonesia belum pernah lolos babak kualifikasi untuk ikut berlaga di perhelatan Piala Dunia maka memang tidak ada masalah nasionalisme bagi masyarakat Indonesia pada saat menonton laga Piala Dunia.
Nasionalisme mulai hadir di persada Nusantara yang pada saat itu disebut oleh kaum penjajah sebagai Hindia Belanda pada saat sekelompok cendekiawan muda di bawah pimpinan dr. Soetomo mendirikan Boedi Oetomo pada tahun 1908 di Batavia, pulau Jawa. Karena sejak 1930 sampai saat naskah ini saya tulis, tim nasional Indonesia belum pernah lolos babak kualifikasi untuk ikut berlaga di perhelatan Piala Dunia maka memang tidak ada masalah nasionalisme bagi masyarakat Indonesia pada saat menonton laga Piala Dunia. Indonesia memiliki dua hulubalang sepakbola yang semula warga negara asing yaitu Stefano Lilipaly yang meninggalkan Belanda untuk menjadi WNI pada tahun 2011 dan Cristian Gonzales yang melepas paspor Uruguay untuk menjadi WNI pada tahun 2010.