Berita

Enggartiasto Lukita/Net

Bisnis

Mendag Jangan Cuma Jadi Pemadam Kebakaran Saja

Harga Telur Melonjak, Pengusaha Dikumpulin
KAMIS, 12 JULI 2018 | 09:34 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengumpulkan para pengusaha unggas dan pakan ternak untuk menjinakkan harga telur yang terus melonjak. Langkah Mendag dinilai seperti pemadam kebakaran karena baru bergerak setelah banyak yang teriak. Seharusnya, bisa dicegah dari awal.

Enggar mengatakan, kenaikan harga telur dipicu oleh terus ron­toknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang tembus mencapai Rp 14.300. Kenaikan dolar ini berdampak pada harga pakan ayam karena mayoritas bahan bakunya masih impor.

Nah, untuk menekan harga telur, Kemendag akan mengum­pulkan para pengusaha pakan ternak. "Harga pakan naik kan karena dolar. Kita ingin tahu ke­untungan penjual pakan dengan kenaikan itu," katanya di Jakarta, kemarin


Kementerian Perdagangan (Kemendag), kata dia, sudah melakukan pertemuan dengan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) agar harga telur bisa sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET). Kemendag sendiri mematok HET telur Rp 22 ribu per kilogram (kg). Sementara, harga di pasar dijual dari Rp 28 ribu-Rp 30 ribu per kg.

"Kita sudah bicara dengan Pinsar. Mereka beralasan karena harga pakannya naik. Kemu­dian harga anak ayam (Day Old Chicken/DOC) juga naik," jelasnya

Anggota Komisi VI DPR Lili Asdjudiredja mengatakan, Kemendag selaku kementerian yang mengurusi bahan pokok bisa menjaga stabilitas harga. Jangan malah baru bekerja setelah terjadi kenaikan harga.

"Menteri Perdagangan jangan cuma jadi pemadam kebakaran saja. Dia seharusnya bisa mence­gahnya," ujarnya.

Menurut dia, kenaikan ba­han pokok seperti harga telur sangat mempengaruhi daya beli masyarakat. Dampaknya, penjualan telur akan turun dan pedagang akan rugi. "Ekonomi pun bisa terganggu," katanya.

Ke depannya, Kemendag perlu memperkuat lagi sistem pence­gahannya agar bahan pokok tidak naik turun. Mereka harus menurunkan pegawainya me­mantau harga bahan pokok di pasar setiap hari.

"Sehingga ketika ada awal ge­jolak kenaikan harga mereka bisa langsung mengatasinya supaya tidak makin liar," tukasnya.

Pengamat ekonomi dari Isti­tute Development of Economic and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara meli­hat, struktur pasar perunggasan sangatlah lemah. Kenaikan harga telur bukan saja karena masalah di rantai distribusi, tapi juga di struktur pasarnya sehingga rentan terhadap depresiasi rupiah.

"Pemerintah memang perlu mendorong peningkatan paso­kan jagung dan pakan ternak di dalam negeri demi mengurangi kebergantungan impor pakan," ujarnya.

Harga Cabe Lebih Mengkhawatirkan

Ketua Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, usai Leba­ran, harga sejumlah komoditas pangan terpantau mulai terkerek. Gejala kenaikan tertinggi sepanjang sebulan terakhir terjadi pada komoditas daging dan telur ayam, serta cabe rawit.

Berdasarkan data Ikappi, harga cabe merah, daging ayam, dan telur ayam di pasaran masing-masing mencapai Rp 67 ribu per kg, Rp 38 ribu per kg, dan Rp 28 ribu per kg. Kenaikan harga cabe yang menukik itu membuat banyak pedagang pasar mulai mengurangi pasokan penjualan­nya hingga 50 persen. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya