Berita

Politik

Isu SARA Tidak Lepas Dari Dukungan Finansial Dan Skenario Terselubung

KAMIS, 12 JULI 2018 | 08:55 WIB | LAPORAN:

. Politisasi SARA yang muncul di Pilkada DKI 2017 berpotensi terulang dan digunakan oleh lawan politik calon presiden petahana Joko Widodo pada Pilpres 2019.

"Dalam konteks pemilu akan datang, masih akan terulang seperti yang terjadi di Pilkada DKI (menggunakan isu SARA)," kata Kepala Pusat Penelitian LIPI Adriana Elisabeth dalam diskusi publik "Evaluasi Pilkada 2018: Masihkan Isu SARA Bermain di Pemilu 2019?" di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (11/7).

Ada sejumlah faktor yang mendorong isu SARA kembali digiring oleh pihak oposisi. Salah satunya, politik identitas yang kerap menjadi titik krusial kehidupan umat manusia.


Selain itu, hal tersebut disinyalir dapat menstimulasi pihak tidak bertanggungjawab untuk melakukan apa saja sesuai yang diyakini.

"Dinamika politik identitas ini tidak bisa dipungkiri," tuturnya.

Adriana menambahkan, masifnya isu SARA tidak lepas dari dukungan finansial dan skenario figur kompeten secara terselubung. Tujuannya, agar hal tersebut dilakukan secara kontinyu guna menggerus elektabilitas lawan demi merealisasikan tujuan politik.

"Intoleransi ini bermula dari orientasi politik. Politik kita hanya berpikir sesaat dan tidak visioner," tuturnya.

Sementara itu, narasumber lainnya, Boni Hargens, memprediksi politik identitas masih terus dimainkan saat Pemilu 2019. Untuk itu, pengamat politik tersebut mengimbau seluruh elemen bersatu menolak isu SARA saat Pilpres mendatang.

"Politik identitas sebagai modal politik efek dari DKI Jakarta benar terjadi. Ada yang bilang mereka (oposisi) kalah di Jabar, itu salah. Karena multi partai mampu membangun pilihan. Kita harus memikirkan Indonesia setelah 2019. Survei Jokowi masih tinggi. Saya mengapresiasi GP Ansor, karena mampu menjaga Indonesia. Kegiatan ini butuh komitmen yang kuat, meskipun sedikit kelompok SARA," pungkasnya. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya