Berita

KH. Ma'ruf Amin/Net

Politik

Peluang Kiai Ma'ruf Dampingi Jokowi Tergantung Oposisi

KAMIS, 12 JULI 2018 | 08:32 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Meningkatnya kesadaran beragama yang dibarengi dengan kesadaran berpolitik umat Islam belakangan ini menjadi fenomena yang menarik perhatian banyak pihak, tidak terkecuali bagi Joko Widodo dan parpol pendukung.

Sejumlah Aksi Bela Islam (ABI) yang diikuti jutaan massa sejak 2016, kemenangan telak Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang didukung ulama pada Pilkada DKI Jakarta 2017, dan kemunculan dai sejuta viewer semisal Ustad Abdul Somad (UAS) yang kerap menyuarakan pentingnya umat Islam aktif berpolitik di tahun 2018, telah memberi efek yang signifikan terhadap meningkatnya kesadaran berpolitik pemilih muslim, sebagai pemilih terbesar di Indonesia.

Pengamat politik yang juga Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin mengatakan, menariknya di dalam peserta ABI, pemilih Anies-Sandi, dan pengikut UAS itu melebur pula dengan kelompok 'opisisi' dan masyarakat yang merasa tidak puas terhadap pemerintahan Jokowi.


"Elemen-elemen itu pada akhirnya mengkristal menjadi semacam persekutuan. Mereka bersekutu mengkritisi pemerintah dan parpol-parpol pendukungnya," ujar Said dalam keterangannya kepada redaksi, Kamis (12/7).

Sederet fenomena yang muncul secara konsisten tersebut sudah barang tentu menimbulkan kerisauan bagi Jokowi. Jika elemen-elemen itu kompak menjadi penentang pemerintah dan kekompakan itu terjaga sampai dengan Pemilu 2019, maka Jokowi bisa kerepotan menghadapi calon penantang yang didukung oleh elemen-elemen tadi.

Nah, dari sinilah kemudian Jokowi dan parpol-parpol pendukungnya memutar otak mengatur strategi untuk menghadapi kelompok tersebut. Maka didapatlah formula yang dipandang efektif, yaitu dengan memecah kelompok yang bersekutu. Mengambil tokoh Islam berpengaruh sebagai cawapres Jokowi menjadi salah satu caranya.

"Tetapi pertanyaannya siapa tokoh Islam yang dinilai memiliki pengaruh kuat, suaranya didengar umat, dan pada tingkat tertentu bahkan ikut berperan dalam serangkaian Aksi Bela Islam? Disinilah ditemukan sosok KH. Ma'ruf Amin," ucapnya.

Kiai Ma'ruf dianggap ideal untuk mendampingi Jokowi sebab dia adalah pimpinan tertinggi pada lembaga yang menaungi ormas-ormas Islam yaitu MUI. Dia juga petinggi NU sebagai ormas Islam terbesar.

"Suaranya sering dijadikan rujukan oleh para ulama. Dalam hal ini jelas suara Kiai Ma'ruf lebih didengar dibandingkan dengan TGB, misalnya," ungkapnya.

Kiai Ma'ruf, lanjut Said, juga tidak mendapatkan resistensi dari parpol-parpol pendukung Jokowi, sebab selama ini ia cenderung menjaga jarak dengan kelompok oposisi. Pendek kata, Kiai Ma'ruf dipandang mampu menggaet suara umat Islam dan diyakini tidak akan merecoki urusan sharing power.

"Saya memang mendengar nama Kiai Ma'ruf masuk dalam daftar cawapres Jokowi. Tetapi dari tiga daftar yang dibuat oleh parpol pendukung Jokowi, yaitu long list, short list, dan daftar prioritas, saya tidak tahu nama Kiai Ma'ruf terseleksi sampai pada daftar yang mana," tuturnya.

"Yang jelas, Kiai Ma'ruf punya peluang untuk mendampingi Jokowi. Tetapi saya menduga kepastian beliau menjadi cawapres akan sangat bergantung pada peta koalisi yang dibangun oleh pihak 'oposisi'. Jika karakter tokoh yang dijadikan sebagai capres-cawapres oleh pihak 'oposisi' adalah figur yang dekat dengan para ulama, maka disitulah peluang Kiai Ma'ruf untuk mendampingi Jokowi menjadi semakin terbuka," demikian Said menambahkan. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya