Berita

Foto/RMOL

Bisnis

Pejabat BI: Pelemahan Rupiah Terhadap Dolar AS Tidak Separah Negara Lain

RABU, 11 JULI 2018 | 21:17 WIB | LAPORAN:

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah menilai pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tidak separah mata uang negara lain. Catatan BI, untuk Year to Date hingga hari ini, rupiah melemah sebesar 5,3 persen.

Menurutnya, Peso Argentina melemah hingga 30 persen, Real Brasil 17 persen, Lira Turki di atas 10 persen.

"India sampai 7 persen, kita jaga rupiah di 5 persen," ungkap Nanang dalam talkshow "Stabilitas Kurs Ganggu Pertumbuhan Ekonomi" di Hotel Millenium Sirih, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (11/7).


Nanang mengungkapkan, tekanan terberat rupiah terjadi di bulan Mei. Menurutnya, BI senantiasa merespons gejolak rupiah setiap saat untuk memantau pelamahan yang terjadi.

"Saya ingin terus terang. Saat bulan Mei sebelum libur itu luar biasa tekanannya. Respons yang kita lakukan itu jangka pendek. Day to day, minute by minute," ungkapnya.

Saat ini, nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS dan berada di level Rp14.380. Pelemahan tersebut, terang Nanang, disebabkan sejumlah faktor yang berimbas pada tekanan terhadap rupiah yang cukup besar.

Salah satunya disebabkan oleh kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed).

"Global menghadapi beberapa episode G7 meeting yang terpecah waktu itu, The Fed menaikkan suku bunga FOMC, European (ECB) juga ada meeting," terangnya.

Kondisi ini diperparah dengan waktu pembayaran dividen yang bertepatan dengan libur panjang. Sehingga seluruh front loading ditarik ke belakang.

"Numpuk di situ. Sehingga kebutuhan akan dolar AS juga meningkat," tuturnya.

Selain Nanang, hadir juga sejumlah narasumber dalam diskusi tersebut. Antara lain, Ekonom Senior INDEF, Faisal Basri, Ketua Komite Perdagangan dan Industri Bahan Baku Farmasi GP Farmasi Indonesia, Vincent Harijanto dan Ekonom UOB, Enrico Tanuwidjaja. [nes]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya