Berita

Hinca Pandjaitan/Ne

Politik

DPP Demokrat: Pelanggaran Pilkada Terjadi Di Lampung Dan Papua

JUMAT, 06 JULI 2018 | 10:51 WIB | LAPORAN:

DPP Partai Demokrat mendapat laporan adanya pelanggaran yang berpotensi menjadi pidana Pemilu di dua provinsi Pemilihan Gubernur yaitu Lampung dan Papua.

"Dua daerah ini menurut laporan yang kami, Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat terima langsung dari pasangan calon gubernur dan wakil gubernur daerah tersebut, menyampaikan bahwa telah terjadi hal - hal yang tidak sepatutnya terjadi dan dilakukan," kata Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan melalui siaran pers, pagi ini (Jumat, 6/7).
 
Pertama di Pilkada Lampung, papar Hinca, berdasarkan laporan dan bukti-bukti yang diterima DPP Partai Demokrat, telah terjadi perbuatan politik uang secara besar-besaran yang diduga dilakukan oleh pasangan calon nomor urut tiga, Arinal Djinaidi - Chusnunia Halim.


Masih kata Hinca, politik uang tersebut dilakukan dalam berbagai bentuk di antaranya pemberian uang tunai yang dimasukkan ke dalam amplop dengan besaran bervariasi mulai Rp 50 ribu hingga Rp 200 ribu kemudian dibagikan kepada masyarakat seluruh desa di Provinsi Lampung menjelang hari H pemilihan.

Politik uang tersebut juga diduga melibatkan salah satu tokoh pengusaha di Provinsi Lampung.

"Saat ini laporan ke Bawaslu provinsi atas politik uang tersebut telah diterima sebagai politik uang yang terstruktur, sistematis dan masif, serta akan disidangkan oleh Bawaslu dengan ancaman diskualifikasi pada pelaku dan penyelenggaraan Pemungutan Suara Ulang," tutur Hinca.

DPP Partai Demokrat, kata Hinca, meminta kepada Bawaslu Propinsi Lampung bersama Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakumdu) agar bersama-sama mengusut secara tuntas oknum di balik sumber dana politik uang tersebut.

Selanjutnya di Pilkada Papua. Menurut Hinca, dari laporan dan bukti-bukti yang diterima DPP Partai Demokrat, telah terjadi upaya kecurangan yang sangat kasar dan tidak patut pada saat perhitungan rekapitulasi suara Pilkada Papua di kabupaten.

"Ada upaya yang diduga dilakukan oleh pasangan calon nomor urut dua, pasangan yang didukung oleh PDIP, dengan cara mengubah hasil perhitungan di tingkat kecamatan/distrik," terang Hinca.

Secara khusus, urai Hinca, saat pleno rekapitulasi di Kabupaten Jaya Wijaya, kemarin (Kamis, 5/7), perolehan suara yang telah dihitung di distrik dan ditandatangani berita acaranya ternyata berubah di Kabupaten. Suara pasangan nomor urut satu, Lukas Enembe menjadi nol dan dipindahkan ke pasangan nomor urut dua.

"Perbuatan ini jelas adalah pelanggaran Pemilu yang sangat serius karena diduga juga telah memalsukan tanda tangan saksi terutama tanda tangan tim sukses nomor urut 1 Lukas Enembe," tegas Hinca.

Sebab berdasarkan hasil rekapitulasi DPP PD Papua juga informasi yang diperoleh dari pihak kepolisian maupun Kodam setempat, Lukas Enembe memenangi Pilkada Papua 64 persen suara mengalahkan paslon nomor urut dua dengan perolehan 36 persen.

"Kami minta kepada seluruh komisioner KPU, aparat yang bekerja di lapangan dan kepada semua pihak yang terlibat dalam rekapitulasi suara, agar tidak mencoba dan berusaha merusak demokrasi dengan berupaya melakukan tindakan tercela dalam Pemilu," ujar Hinca.

Selain itu juga DPP Demokrat meminta kepada KPU Pusat, Bawaslu Pusat, Kapolri, Panglima TNI, Kepala BIN, dan khususnya kepada Presiden Jokowi agar memberikan perhatian serius terhadap proses perhitungan suara di Propinsi Papua.

"Segala bentuk kecurangan, sangat berpotensi memicu ketidak kondusifan Papua yang kita harapkan semua untuk bisa aman tentram dan damai," imbuhnya. [wid] 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya