. Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier mengatakan saat pemerintahan orde baru yang dipimpin Presiden Soeharto justru menjaga sekaligus mengawal Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Dekrit itu dikeluarkan oleh Presiden Soekarno.
"Ketika orde baru naik yang dimotori oleh para Jenderal TNI AD, tidak satupun mereka menganggu Dekrit dan UUD 1945, mereka justru mendukung adanya Dekrit," kata Fuad dalam sambutan peringatan 59 tahun Dekrit Presiden Soekarno di kampus Universitas Bung Karno, Jakarta Pusat, Kamis (5/7).
Ketika telah berkuasa, mereka tetap menjunjung tinggi Dekrit yang menandakan Indonesia kembali kepada UUD 1945 yang asli.
"Jika ada yang mengganggu, pasti akan bermasalah pada waktu itu," ujarnya.
Namun ketika era reformasi, lanjut Fuad, cara berpikir elit politik berubah dari semula di masa orde baru yang tidak mengotak-atik UUD 1945 yang dijadikan sebagai ideologi bernegara. Bahkan, saat era reformasi justru berpikir apa saja yang menjadi produk dan kebijakan di masa pemerintahan Soeharto harus dibuang.
"Termasuk UUD 1945. Padahal pemerintahan Pak Harto itu menjaga UUD 45 bukan yang membuatnya, tidak ada kaitanya, itu produk dari pendiri bangsa," terang Fuad.
Oleh karenanya, saat ini sebagian publik baru menyadari bahwa Indonesia sudah seharusnya kembali kepada UUD 1945 yang asli, karena di saat era reformasi sudah empat kali UUD 1945 mengalami perubahan alias amandemen.
"Mulai sadar, di kampus-kampus, akademisi melalui forum-forum rektor dan para aktivis yang mulai menyadarinya," demikian Fuad.
Dari hasil empat kali amandemen UUD 1945, sejak tahun 1999-2002. Dari hasil tinjauan akademis telah merubah dasar konstitusi negara yang merupakan tujuan dari asimetrik war (perang asimetrik) untuk menghilangkan nasionalisme.
Seperti contoh salah satunya pasal 6 ayat 1 yang diamandemen yaitu menghapuskan dan meniadakan definisi orang Indonesia asli dan menggantinya dengan pasal 28b ayat 4 yang mengatakan setiap orang berhak atas status kewarganegaraan. Dalam hal ini, Indonesia telah menunjukan hilangnya kedaulatan sebagai suatu bangsa.
[rus]