Sebanyak 72 pemuda dari 44 negara berhasil memukau pengunjung acara Pagelaran Indonesia Channel 2018 yang digelar di Taman Ismail Marzuki (TIM), Rabu (4/7) malam.
Mereka menampilkan tarian-tarian daerah Indonesia, seperti tari Nyawiji, Meras Gandrung, Sunar Udara, Takontu, Randai, Payung, Janger, dan Barong.
Selain itu, pemuda-pemudi yang menamakan diri “Sahabat Indonesia†ini juga turut mempersembahkan pertunjukan musik tradisional. Mereka juga berhasil menggoyang penonton dengan lagu jaran goyang.
Hebatnya, peserta Beasiswa Seni Budaya Indonesia (BSBI) 2018 ini hanya berlatih dalam waktu tiga bulan untuk mempersiapkan pertunjukan tersebut. Mereka dilatih di sanggar yang berbeda-beda sesuai dengan adat masing-masing daerah.
Aksi Sahabat Indonesia ini sontak membuat bangga Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang hadir menyaksikkan. Menurutnya, pentas yang diperagakan 72 pemuda luar negeri itu luar biasa.
"Luar biasa dan saya sempat terharu, dalam artian bahwa dalam waktu tiga bulan, mereka teman-teman kita dari 44 negara mementaskan tarian-tarian tradisional Indonesia yang berbeda-beda," ungkap Retno di TIM, Jakarta Pusat.
Lebih lanjut, Retno sempat menyinggung kecintaan masyarakat terhadap seni dan budaya negeri sendiri. Menurutnya, jika orang luar saja cinta dengan budaya dalam negeri, kenapa hal yang sama tidak dilakukan bangsa sendiri.
"Kalau mereka orang-orang luar dapat mencintai budaya Indonesia, mengapa kita tidak?" lanjut Retno.
Pagelaran Indonesia Channel (Ichan) 2018 ini merupakan penutup program beasiswa BSBI 2018 bertajuk "The Colours of Beautiful Indonesia".
BSBI sendiri merupakan kegiatan Kementerian Luar Negeri RI yang telah dilaksanakan sejak Tahun 2003 dan menghasilkan 848 alumni dari 74 negara.
Sementara untuk tahun ini, terdapat lima negara ikut bergabung menjadi Sahabat Indonesia yakni, Bangladesh, Bosnia, Benin, Ghana, dan Yordania.
BSBI memiliki empat kurikulum yang dipelajari Sahabat Indonesia yaitu Tari Tradisional, Musik Tradisional, Bahasa Indonesia, dan Kearifan lokal.
"Malam ini kita merayakan perbedaan, dan merayakan perbedaan yang sangat cantik jadi perbedaan itu membawa kecantikan dan kita malam ini merayakan persatuan, dan malam insya Allah merupakan satu benih yang terus kita tanam untuk perdamaian dunia," harap Retno.
[ian]
