Berita

Joko Widodo/Net

Politik

Pencapresan Jokowi Bisa Rontok Kalau Ada Menteri Mundur

KAMIS, 05 JULI 2018 | 10:55 WIB | LAPORAN:

. Dinamika politik pasca Pilkada serentak 2018 semakin ekskalatif dan menggelinding dengan cepat laksana bola salju.

Sebagai triger utama adalah rontoknya pundi-pundi suara dua poros besar Pilpres 2019, poros Joko Widodo (PDIP) dan poros Prabowo Subianto (Partai Gerindra).

Manuver politik pun gencar dilakukan bukan saja oleh para ketua umum partai politik tapi capres di luar parpol seperti ekonom senior Rizal Ramli.


Bahkan, manuver Wapres Jusuf Kalla yang melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Demokrat SBY juga menghentakkan ekskalasi politik Pilpres 2019 dan memunculkan wacana kocok ulang bursa capres dan cawapres.

Menurut Ketua Umum Asosisasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Ali Mashun wacana itu sangat logis terjadi.

"Adalah wajar jika saat ini dan ke depan terjadi kocok ulang bursa Capres dan Cawapres Pilpres 2019," tegas Ali Mahsun di Jakarta, Kamis (6/7).

Deklarator poros Rakyat Kecil Indonesia Pilpres 2019 ini mengatakan rakyat itu identikkan Jokowi dengan PDIP dan Prabowo dengan Gerindra. Sementara hasil Pilkada serentak 2018 menjadi adrenalin yang memicu dinamika politik Pilpres semakin ekskalatif.

"Kocok ulang bursa Capres dan Cawapres Pilpres RI 2019 tengah terjadi. Situasi ini sangat merugikan Jokowi dan Prabowo Subianto," tambah Ali.

Di sisi lain ujarnya, apa yang disampaikan oleh Ketua Staf Ahli Wapres Sofjan Wanandi (Rabu 4/7) bahwa akan ada menteri yang mundur di tengah kurs dolar AS terus melesat yang saat ini sudah tembus Rp 14.600, bisa menjadi sebuah gambaran adanya keretakan rezim Jokowi-JK.

Kalau hal tersebut jadi kenyataan bisa membahayakan pencapresan Jokowi. Bahkan Jokowi bisa batal jadi Capres.

"Lebih dari itu, bisa sebabkan kurs dolar AS meroket bahkan bisa tembus Rp 18.000 bisa sebagai ancaman besar eksistensi rezim Jokowi-JK," pungkasnya. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya