Berita

Ahmad Sahroni/Net

Politik

Menggugat Eksistensi Pancasila Mengkhianati Bangsa

KAMIS, 05 JULI 2018 | 02:57 WIB | LAPORAN:

Pancasila sebagai falsafah bangsa adalah instrumen pemersatu Indonesia. Namun, adanya gerakan sekelompok masyarakat yang berupaya mengganti Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara menjadi menjadi ancaman bagi NKRI.

Demikian disampaikan anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni dalam Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan bersama warga Kelurahan Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (4/7).

Dalam kesempatan itu Sahroni juga menguraikan esensi butir-butir yang terkandung dalam Pancasila sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara.


Isu SARA dan ancaman persekusi ditambah dengan maraknya ujaran kebencian di tengah masyarakat menunjukkan mulai pudarnya rasa kepedulian, degradasi nilai moral dan sosial. Oleh karena itu, perlu pemantapan butir-butir nilai dan norma yang terkandung dalam Pancasila.

"Menggugat eksistensi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maknanya sama dengan mengkhianati peran dan jasa para pejuang dan tokoh-tokoh pendiri bangsa, termasuk didalamnya peran cendikia dan alim ulama," jelas Sahroni.

Dalam sesi tanya jawab, Soebandrio tokoh masyarakat Cilincing, mempertanyakan proses legislasi di parlemen yang berjalan lambat dan terkesan bertentangan dengan kemauan publik, termasuk kerja pansus angket KPK beberapa waktu lalu.

Dalam uraiannya, Sahroni menyampaikan bagaimana proses legislasi suatu undang-undang dibuat di parlemen. Adakalanya pembahasan menjadi alot karena pemerintah dan DPR tidak menemui titik temu. Menjadi tugas Dewan untuk selalu memperhatikan kepentingan publik dalam setiap pengambilan kebijakan di parlemen.

"Yang perlu dibangun itu adalah kesadaran kolektif dari setiap elemen masyarakat untuk berperan aktif menjaga keberlangsungan ideologi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan menghindari perilaku dan sikap yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan," papar politisi Partai Nasdem tersebut. [nes]



Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya