Berita

Foto: Net

Bisnis

Rupiah Melemah, Action Plan Menteri Ekonomi Jokowi Kok Biasa-Biasa Saja

MINGGU, 01 JULI 2018 | 10:51 WIB | LAPORAN:

Menteri-menteri ekonomi Jokowi tidak seyogyanya menyikapi penguatan dolar AS terhadap rupiah dengan aksi yang biasa-biasa saja.

"Harus ada action plan yang di luar biasa-biasa saja," tegas Wakil Ketua Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional, Hafizh Thohir melalui pesan Whatsapp, Minggu (1/7).

Ia menilai upaya Bank Indonesia menaikkan tingkat suku bunga akhir pekan ini untuk menahan laju penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sudah cukup bagus alias on the track. Tapi langkah BI ini saja belum cukup.


"Karena upaya tersebut harus langsung disertai dengan kebijakan pemerintah berikutnya  yang pro pada penguatan nilai tukar rupiah baik di sektor makro ataupun pada sektor mikro," sambungnya.

Di sisi makroekonomi, menurut dia, pemerintah belum berhasil mengatasi defisit selama 3,5 tahun terakhir. "Current account selalu defisit," terangnya.

Begitu pula sisi mikroekonomi, pelaku bisnis dan jasa industri belum juga menunjukkan daya saing yang kuat.

"Coba lihat fakta dan data. Ekspor kita lemah, industri manufaktur juga lemah, daya saing global lemah. Di ASEAN saja kita masuk kelompok daya saing bawah, kalah sama Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, Vietnam," paparnya.

Komponen ekspor pun memiliki kandungan impor lebih dari 50 persen sehingga memerlukan belanja devisa yang cukup besar. Kondisi ini menjadi tidak efektif karena dolar AS selalu defisit di dalam negeri.


Menurut dia, kepercayaan luar negeri yang sudah baik, Indonesia sebagai emerging country, belum terimplementasi dengan baik. Sebab sampai kini kapital yang masuk baik dari Penanaman Modal Asing (PMA) maupun portofolio belum sukses mendorong pembangunan di beberapa sektor.

"Masih seret, APBN menjadi terasa berat sehingga pmrintah harus menerbitkan surat obligasi dan meng-issued bond lagi," imbuhnya.

Kebijakan seperti ini justru kata dia, akan terus menguatkan dolar AS dan tentu saja melemahkan nilai tukar rupiah. Namun akan berbeda jika pemerintah melakukan genjot produk ekspor, daya saing diperbaiki, memberikan insentif kepada sektor usaha yang pro ekspor, memperbaiki kebijakan devisa bebas.

Terakhir, saran dia, harus ada koordinasi yang solid antar kementerian bidang ekonomi. [wid]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya