Berita

Politik

Elit Jangan Diam Hadapi Hasil Survei Ngawur

SABTU, 30 JUNI 2018 | 17:37 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Elit politik tidak boleh tinggal diam dalam melihat hasil survei ngawur yang dikeluarkan sejumlah lembaga survei saat Pilkada Serentak 2018. Apalagi, hasil survei itu memonopoli pemberitaan media mainstream tanah air.

Presiden Gerakan Pribumi Indonesia (Geprindo) Bastian P. Simanjuntak menilai bahwa ulah lembaga survei itu telah meresahkan masyarakat dan mengotori jalannya demokrasi. Sebab, hasil survei yang dimanipulasi bisa mengakibatkan rakyat menjadi tidak percaya dengan hasil pemilu dan akhirnya berimplikasi pada kurangnya legitimasi rakyat kepada siapapun yang memenangkan pemilu.

“Hasil survei ngawur yang mendominasi media mainstream bisa mengakibatkan kegaduhan yang bisa meluas kepada kekerasan sosial. Hati-hati rakyat sudah sangat marah dengan perilaku lembaga-lembaga survei yang selama ini telah memanipulasi data dan fakta, selain bisa menimbulkan kegaduhan,” jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (30/6).


Bastian kemudian mengajak pihak-pihak yang menjunjung tinggi demokrasi bersih untuk serius mempersoalkan lembaga survei ngawur meja hijau. Para elit harus melakukan tindakan kongkrit untuk mendorong investigasi terhadap oknum lembaga survei untuk mengaudit sumber data yang mendasari hasil survei tersebut.

“Sumber pembiayaan lembaga-lembaga survei tersebut juga harus ditelusuri karena patut diduga ada pihak-pihak tertentu yang membiayai,” tegasnya.

Bastian mengingatkan bahwa survei ngawur harus dijadikan sebuah persoalan serius karena sudah mengancam kemurnian demokrasi. Skandal ini harus dibongkar sampai ke akar-akarnya dan hasil investigasinya harus dipublikasikan kepada masyarakat luas, pelakunya harus dihukum berat karena telah sengaja memproduksi dan menyebar informasi hoax.

“Hasil survei yang ngawur juga menjadi sangat serius karena dipublikasikan oleh media-media mainstream, jadi media-media mainstream turut bersalah karena secara aktif telah mempublikasikan informasi hoax, ini sama saja dengan penyesatan terhadap masyarakat luas,” tukasnya. [ian]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya