Berita

Anton Tabah Digdoyo/Net

Nusantara

Anton Tabah: Quick Count Pilgub Jabar Dan Jateng Tidak Lazim

SABTU, 30 JUNI 2018 | 15:20 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Hasil hitung cepat alias quick count lembaga survei di Pilgub Jawa Barat dan Jawa Tengah 2018 dinilai tidak lazim.

Apalagi jika dikaitkan dengan beberapa indikasi. Indikasi pertama, beberapa lembaga survei pro penguasa melakukan margin error lebih dari 300 sampai 400 persen dari hasil quick count.

"Ini adalah kejanggalan bahkan kesalahan lembaga survei yang sangat fatal," kata pemerhati sosial politik Anton Tabah Digdoyo, Sabtu (30/6).


Kedua, rezim sangat ketakutan jika jagoannya kalah apalagi di pulau Jawa sebagai lumbung penentu kalah menangnya Pilpres 2019.

Ketiga, sebelum Pilkada serentak 2018, Presiden Joko Widodo mengundang lembaga survei dan pengamat politik ke Istana.

"Karena itu dengan hasil pilkada di Jabar dan Jateng tersebut publik curiga kenapa hasil survei dengan fakta di lapangan selisih 400 persen, padahal error survey yang ditolerir itu hanya 2 persen? Pantaslah jika publik menuduh lembaga-lembaga survei tersebut tidak netral dan tidak obyektif," tutur Anton Tabah.

Untuk menjaga kehormatan dan kemuliaan lembaga survei, harus ada UU tentang lembaga survei secara jelas dan tegas. Untuk obyektifitas hasil pilkada, KPU wajib terbuka dan jujur, jangan sampai menutup-nutupi apalagi mempersulit rakyat untuk buka akun KPU.

"Dan taati UU, jangan ada yang mengklaim sebagai pemenang sebelum hasil real count manual terbuka, dan semua pihak wajib mengawasi dengan ketat cermat dengan saksi-saksi yang adil, jujur dan akurat," demikian Anton Tabah yang juga anggota Dewan Pakar ICMI Pusat.

Perolehan suara Sudrajat-Ahmad Syaikhu di Jabar dan Sudirman Said-Ida Fauziyah di Jawa Tengah antara hasil survei jelang pilkada dengan hasil quick count sangat timpang. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya