Sebagai wujud keprihatinan atas musibah tenggelamnya KM Sinar Bangun, masyarakat Tigaras, Simalungun, Sumatera Utara ikut memberikan bantuan kepada keluarga korban berupa penyediaan makanan dan minuman hingga pencarian korban.
Para muda-mudi Tigaras dan warga serta warga Tigaras yang tinggal di perantauan ikut membantu membuka Posko Tigaras Peduli.
Menurut pelaksana petugas bantuan Tigaras, Septelina Sinaga, semua aksi sosial Tigaras Peduli ini dijalankan murni dari masyarakat Tigaras tanpa ada bantuan sponsor dari pihak manapun. Tigaras Peduli wujud dari kepedulian dan gotong royong mengumpulkan dana membantu sesama.
"Posko Tigaras Peduli menyediakan 400 nasi kotak setiap hari, ratusan snack, kopi dan teh bagi para keluarga korban. Kami ikut prihatin dan bisa merasakan kesedihan yang saat ini dialami keluarga korban," ujar Septelina kepada wartawan, Kamis (28/6).
Septelina menjelaskan dalam beberapa hari terakhir, hujan turun deras di Tigaras. Kondisi ini sudah diantisipasi para relawan Tigaras Peduli. Pihaknya telah menyediakan kopi, teh manis dan bandrek posko Tigaras Peduli.
"Relawan Tigaras Peduli juga langsung membagi-bagikan nasi kotak kepada keluarga korban yang tersebar di sekitar Pelabuhan Tigaras," ujarnya.
Septelina berharap sumbangsih warga Tigaras ini sedikit banyak meringankan keluarga korban yang setiap hari masih terus berdatangan ke pelabuhan Tigaras untuk melihat dan mengikuti upaya pencarian korban dan bangkai KM Sinar Bangun.
"Posko Tigaras Peduli ini akan terus dibuka sampai pemerintah menetapkan operasi pencarian korban dan bangkai kapal KM Sinar Bangun dihentikan," kata Septelina.
Namun, sekiranya masih banyak keluarga korban yang datang ke Tigaras, Septelina mengatakan posko akan dibuka untuk membantu keluarga korban.
Pahotan Sitio salah satu petugas bantuan Tigaras yang menangani pencarian korban menambahkan masyarakat Tigaras Peduli juga mengerahkan speedboat dan kapal untuk ikut bersama Basarnas mencari korban.
"Intinya masyarakat Tigaras peduli dan mencoba membantu meringankan kesedihan keluarga yang terkena musibah,"
​demikian​ Pahotan.
[nes]